Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/63

Halaman ini telah diuji baca

Minang secara besar-besaran pada awal hingga pertengahan abad ke-20 ke Jawa hingga pemerintahan Yogya identik dengan pemerintahan Minang karena begitu banyaknya tokoh dari etnik Minang di dalamnya. Hal itu diangkat, menurut penulis, untuk mengingatkan bangsa agar tidak melupakan peran besar intelektual Minang dalam sejarah perjalanan bangsa. Negara ini lahir dari pemikiran para pemimpin bangsa yang kebanyakan berasal dari etnik Minang. Pengarang ingin menegaskan kembali peran besar para intelektual Minang. Indonesia hari ini harus mengingat peran besar itu dan tidak melupakannya dalam sejarah perjalanan bangsa.

Selain mengandung unsur romantis, keputusan pengarang untuk menonjolkan peran intelektual Minang dalam sejarah bangsa juga identik dengan isu narsis yang juga mendominasi pengarang dalam menampilkan setiap peristiwa di dalam ceritanya. Kebanggaan yang terlalu berlebihan pada diri orang Minang malah semakin memperparah kondisi insan Minang hari ini, khususnya kaum muda. Memang, dulunya, orang Minang terkenal karena banyak tokoh bangsa berasal dari etnik ini. Akan tetapi, saat ini kondisi serupa jarang sekali kita jumpai. Orang Minang larut dalam kebanggaan terhadap masa lalu tanpa bisa meneladani kehebatan tokoh itu dan menerapkan apa yang telah mereka lakukan untuk diwujudkan pada masa sekarang. Kehebatan itu saat ini hanya menjadi sebuah cerita tanpa makna yang berarti. Kaum muda saat ini lebih cenderung bercermin pada budaya barat, yang menurut mereka lebih modern dan mewakili hasrat dan keinginan jiwa muda mereka.

51