Halaman:Narsisisme dan Romantisisme Dalam Novel Negara Kelima Karya Es Ito.pdf/78

Halaman ini telah diuji baca

Perlu digarisbawahi bahwa dalam menyuarakan ide dan pikirannya, sadar atau tidak, Ito telah menggunakan gaya romantik yang tertuang dalam setiap peristiwa di dalam novelnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa wacana romantisisme mendominasi sebagian besar rangkaian peristiwa yang terjalin dalam cerita. Halitu tentu dapat dimaklumi karena novel yang berlatar sejarah itu, telah sarat dengan gaya romantik itu sendiri. Kembali ke masa lampau yang jauh dari hingar bingar peradaban masa kini merupakan salah satu ciri romantisisme.

Impian dan khayalan tentang kebebasan, kemerdekaan, bahkan kekecewaan terhadap sesuatu terkadang harus dibungkus dalam pengungkapan yang romantik walaupun romantisisme mungkin mengingatkan kita pada hal-hal yang cengeng, bersemangat, menggebu- gebu, dan sederet lainnya, yang pada dasarnya berhubungan dengan perasaan yang berlebihan. Satu hal yang patut dicatat adalah romantisisme itu akan selalu hadir dalam sastra di mana pun dan masa apa pun karena ciri-ciri romantisisme itu memang melekat dalam diri manusia, terutama sastrawan yang malahirkan karyanya.

Wacana romantisisme dan narsisisme yang tergambar dalam cerita ini pada dasarnya bertujuan memberitakan pada dunia bahwa kita bukanlah bangsa yang kerdil. Kita juga lahir dari rahim sebuah kejayaan di masa lampau, yang saat ini telah dilupakan oleh masyarakat dunia. Teriakan dari para pemuda yang tergabung dalam kelompok KePaRad adalah teriakan setiap insan muda Indonesia yang menginginkan bangsa ini kembali menjadi bangsa yang besar, seperti besarnya kejayaan nenek moyang kita dulunya.

66