Halaman:Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.pdf/9

Halaman ini telah diuji baca

dalam lahirnja dipeluk oleh bermatjam-matjam bangsa dan bermatjam-matjam ras; — apakah Nasionalisme itul dalam politik kolonial bisa rapat-diri dengan Marxisme jang internasional, interrasial itu?


Dengan ketetapan hati kita mendjawab : bisa !

Sebab, walaupun Nasionalisme itu dalam hakekatnja mengetjualikan segala fihak jang tak ikut mempunjai ,,keinginan hidup mendjadi satu" dengan rakjat itu; walaupun Nasionalisme itu sesungguhnja mengetjilkan segala golongan jang tak merasa ,,satu golongan, satu bangsa" dengan rakjat itu; walaupun Kebangsaan itu dalam azasnja menolak segala perangai jang terdjadinja tidak dari persatuan hal-ichwal jang telah didjalani oleh Rakjat itu". — maka tak boleh kita lupa, bahwa manusia-manusia jang mendjadikan pergerakan Islamisme dan pergerakan Marxisme di Indonesia-kita ini, dengan manusia-manusia jang mendjalankan pergerakan Nasionalisme itu semuanja mempunjai keinginan hidup mendjadi satu"; — bahwa mereka dengan kaum Nasionalis itu merasa ,,satu golongan, satu bangsa": — bahwa segala pihak dari pergerakan kita ini, baik Nasionalis maupun Islamis, maupun pula Marxis, beratus-ratus tahun lamanja ada persatuan hal-ichwal". beratus-ratus tahun lamanja sama-sama bernasib tak merdeka! Kita tak boleh lalai, bahwa teristimewa ,,persatuan hal-ichwal", persatuan nasib, inilah jang menimbulkan rasa segolongan" itu. Betul rasa golongan ini masih membuka kesempatan untuk perselisihan satu sama lain: betul sampai kini, belum pernah ada persahabatan jang kokoh diantara fihak-fihak pergerakan di Indonesia-kita ini, — akan tetapi bukanlah pula maksud tulisan ini membuktikan, bahwa perselisihan itu. tidak bisa terdjadi. Djikalau kita sekarang mau berselisih, amboi, tak sukarlah mendatangkan perselisihan. itu sekarang pula!


Maksud tulisan ini jalah membuktikan, bahwa persahabatan bisa tertjapai!


Hendaklah kaum Nasionalis jang mengetjualikan dan mengetjilkan segala pergerakan jang tak terbatas pada Nasionalisme, mengambil teladan akan sabda Karamchand Gandhi: ,,Buat saja, maka tjinta saja pada tanah-air itu, masuklah dalam tjinta pada segala manusia. Saja ini seorang patriot, oleh karena saja manusia dan bertjara manusia. Saja tidak mengetjualikan siapa djuga".

9