Halaman:O Eng Tjaij, Kau Kliroe.pdf/44

Halaman ini tervalidasi

— 44 —

brapa orang njang di oendang. Poen ia tida inget sama sekali dari itoe omongan soedaranja hal „menoesia boeas dari hoetan“ pada anak-anaknja. Tjobalah ia banjak tempo boeat mengomong kebarat dan ketimoer pada anak-anaknja, soeda tentoelah ia tida loepoet aken mendenger pertanjahan prihal orang-orang boeas itoe.

Di loear terliat banjak tetamoe lagi sedeng mengomong. HOK OEN kloear en memandang tida brentinja pada tetamoe-tetamoe, njang ia rasa sama sadja dengen menoesia biasa. Ia brasa heran kenapa orang-orang boeas sama sadja dengen menoesia biasa en begitoe poen, sesoedanja meliat papanja njang lagi asik ngobrol pada seorang toea, ia mendjerit: „Pa, mana orang boeas dari hoetan?“

„Orang-orang boeas HOK OEN?“ mengata ENG TJAIJ dengen satoe senjoeman njang di bikin-bikin.

„Di sini mana ada orang boeas. Lebi baek kau sodja semoea tetamoe.“

„Ah pa, papa toch mengarti apa njang akoe maoe bilang,“ menjaoet HOK OEN setelah ia hampirin papanja. „Kapan empe JOE TJAIJ ngomong doeloean sama papa, njang papa maoe oendang makan itoe menoesia-menoesia dari hoetan. Apa papa loepa njang empe perna kata soedag..“

„O, soedagar!,“ mengata ENG TJAJ sekarang, „En kau kira njang soedagar artinja orang-orang boeas dari hoetan?“ meneroesken ENG TJAIJ, setelah tetamoe njang laen pada tertawa.

„Sebab apatah kau kira njang bakal di oen-