Halaman:PDIKM 691-09 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe September 1927.pdf/4

Halaman ini telah diuji baca

122

A.G.G.

nja P.P.A.M , jang mendjadi Statutennia ialah ( Adat Minangkabau. Karena jang dimaksoed dengan perkataan „Adat" itoe, ialah peratoeran atau oendang. Djadi jang kita perserikatkan ( persatoekan ) ialah sekalian orang jang mengoeroes peratoeran [‘adat] itoe; jaitoe sekalian penghoeloe 2 dan orang tjerdik pandai. ‘Adat ta’ goena lagi kita boeat serikat sekarang, karena dari dahoeloe mémang soedah berserikat ( bersatoe). ‘Adat sama artinya dengan oendang atau peratoeran (wet). Pada pikiran p. ta' biasa orang memboeat serikat oendang. Karena serikat adat sama djoega artinja dengan serikat oendang, serikat atoeran, . serikat wet. Hanja orang jang mengoeroes peratoeran ( oendang² ) sebagai Hakim² dan di- Minangkabau penghoeloe² patoet berserikat (bersatoe).

Atas berdirinja perserikatan atau persatoean ninik-mamak di ‘A. M. K., kita berdo‘a dan mengoetjap Sjoekoer Alhamdoeli′llah, moedah-moedahan perserikatan orang toea-toea Besar Bertoeah jang beroendang-oendangkan (statuten) ‘Adat Minang Kabau jang telah terentang dan mendjadi kaian oleh orang-orang A. M. K. beriboe tahoen, jaitoe sedjak dari almarhoem j. m. m. Datoek Katoemenggoengan dan Datoek Perpatih nan Sebatang, akan mendatangkan aman dan ma‘moernja tanah. A. M. K., sebagaimana sedekala, karena A. M. K. sedjak poerbakala negeri jang masjhoer. 1. Masjhoer, karena ‘A. M. K. soedah riboe tahoen masak. 2. Masjhoer, karena ‘A. M. K soedah riboe tahoen mempoenjai peratoeran sampai sekarang toeran (oendang²) jang diseboet „ADAT A. M.K″ jang sampai sekarang masih terpakai dan terpandang baik, élok oentoek pendjaga roemah ga, korong kainpoeng atau negeri di ‘A. M. K. asal sadja orang toeroet kemaoean dan toedjoean jang sebenarnja. dari wet² ‘adat , A.M.K., jang telah diatoer oleh almarhoem doea professor jang terseboet diatas. 3. Masjhoer karena ‘A.M.K. soedah riboe tahoen mempunyai parlement dan kabinet ( ministerie ) setjara pemerintahan Barat dalam zaman modern.

Lebih djaoeh batjalah tambo-tambo lama di ‘A. M. K. dan batoe bersoerat dan boekoe² karangan beliau² mendiang e. Dt, Soetan Maharadjo, e. Dt. Sanggoeno Diradjo dan boekoe ketjil bernama Minangkabau dahoeloenja karangan penoelis sendiri. Menilik dan memperhatikan isi boekoe² itoe tjoekoeplah oentoek mema'loemi bagaimana beschaving dan masaknja orang ‘A. M. K. dari dahoeloe. 4. Masjhoer, karena orang ‘A. M. K. sedjak dahoeloe pandai bergaoel dengan bangsa² lain, sebagai dengan bangsa Hindoe—Portoegis—Arab—Belanda d.l.l. menandakan tinggi keadabannja [ beschavingnja ] orang A. M. K. 5. Masjhoer, karena orang ‘A. M. K. soedah ada 'ilmoe oekir-mengoekir, gambar (seni) tenoen-menenoen, anjam-menganjam (handernarbeid). Sajang kita jang mempoesakai „Mestika” jang moelia itoe, koerang awas