Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/10

Halaman ini tervalidasi

dalam mempersoalkan kelima sila itu. Artinja: Kita tidak mulai dengan soal-soal jang dalam dan sulit tentang Ke-Tuhanan Jang Maha Esa, akan tetapi dengan soal-soal jang konkrit tentang Keadilan Sosial. Dari sana kita mentjoba dengan melalui Kerakjatan dan Kebangsaan melandjutkan pembitjaraan kita mengenai pengertian-pengertian jang lebih abstrak tentang Perikemanusiaan dan Ke-Tuhanan, jang dalam praktek ternjata menimbulkan kesukaran jang terbanjak untuk pembitjaraan. Hal itu bukanlah berarti, bahwa semua dasar jang lima itu tidak sama besar dan penting dan bersama-sama tidak merupakan kesatuan. Lihatlah gambar jang tersebut diatas, dimana kelima lapisan beton itu semuanja sama pandjang dan sama tebal!

b) Bilamana kita sekarang hendak madju selangkah, maka segera kita berhadapan dengan pertanjaan: Bagaimanakah Pantja-Sila itu harus ditafsirkan? Adakah suatu ukuran atau pegangan, suatu pedoman untuk interpretasi jang benar tentang Pantja-Sila seluruhnja dan tentang tiap-tiap sila satu persatu?

Dapatkah umpamanja Lentjana Negara Indonesia menolong kita dalam mentjari pedoman itu? Oleh Kementerian Penerangan telah dikeluarkan suatu lembaran dengan gambar Lembaga Negara, disertai oleh suatu uraian tentang maksud dan arti jang tersimpul dalam Lentjana itu. Uraian tersebut diachiri dengan: ,,Perisai jang terbagi lima itu mengingatkan pada PANTJA-SILA NEGARA, ja’ni: 1. Ke-Tuhanan, dengan Bintang (ditengah), 2. Kerakjatan, dengan kepala Banteng, 3. Kebangsaan, dengan Pohon Beringin, 4. Keadilan Sosial, dengan Padi dan Kapas (makanan dan pakaian) dan 5. Peri Kemanusiaan, dengan Rantai Wadja.”

Tetapi tafsiran Lentjana Negara tersebut memberi kesan, bahwa ia ditjari-tjari. Memang oleh perisai lentjana ini diperlihatkan dengan njata arti kelima dasar itu: 5 = 4 + 1, dimana jang satu mendapat arti jang sentral sebagai inti atau pusat atau kesimpulan dari pada jang empat. Akan tetapi oleh perumpamaan ini urutan Pantja-Sila jang sangat berarti itu akan terganggu sama sekali.

Dari pada urutan:
Ke-Tuhanan
Perikemanusiaan
Kebangsaan
Kerakjatan
Keadilan Sosial

timbul sekarang:
Ke-Tuhanan
Kerakjatan
Kebangsaan
Keadilan Sosial
Perikemanusiaan.

8