Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

kan Pantja-Sila? Apakah hubungan banteng dengan demokrasi, apakah hubungan padi dan kapas dengan keadilan sosial? Tidakkah lebih tepat rantai itu dipakai sebagai lambang persatuan nasional dari pada persatuan segala manusia? Dengan ini sekali-kali bukanlah kita hendak mengatakan, bahwa lambang-lambang ini tidak berarti. Akan tetapi kita hendak mengatakan, bahwa lambang-lambang ini berasal dari suasana jang lain dari pada Pantja-Sila. Djikalau kita memandang perisai lentjana itu dengan objektif dan melihatnja dengan begitu sadja dengan tidak dipengaruhi oleh sesuatu pendapat atau pemandangan, maka kita akan mendapat kesan, bahwa lima gambar itu merupakan lima lambang jang berlainan, akan tetapi dengan satu thema: Kebangsaan! Djelas sekali, bahwa lambang-lambang itu adalah lamang-lambang nasional. Dan alam pikiran dari mana diambilnja, hendak saja namakan: alam pikiran naturalis.

Hal ini terlebih djelas pada banteng dan pohon beringin. Keduanja melambangkan tenaga hidup alami, kesuburan, unsur vital dan vegetatif dari bangsa. Banteng dengan tanduknja lebih mengingatkan kepada unsur laki-laki, „kepapaan”, sedangkan pohon beringin dengan dahan-dahan jang rindang, terbentang untuk melindungi, mengingatkan kepada unsur perempuan,„keibuan”. Tiap-tiap phaenomenoloog agama akan berkata kepada kita, bahwa binatang-binatang lentjana sebenarnja binatang-binatang keramat („totemdieren”), jang dengan sesuatu suku bangsa merupakan kesatuan keramat jang sangat tua, dan bahwa pohon-pohon keramat mempunjai hubungan dengan anggapan mythis tentang pohon kehidupan dan pohon dunia. Begitu djuga tiap-tiap theoloog akan mengingatkan kita kepada perdjoangan, jang dilakukan nabi-nabi Israil menentang penjembahan anak sapi di Bethel dan Dan (1 Radja-radja 12) dan penjembahan berhala „diatas segala bukit jang tinggi dan dibawah segala pohon kaju jang rindang” (1 Radja-radja 14). Dibelakang semuanja ini kita dapati paham jang benar-benar naturalis. Tiadalah bedanja djuga dengan apa jang dinamakan Eropah Fristen. Eropah djuga mempunjai banjak lambang-lambang binatang, seperti beruang, singa dan garuda, jang menghiasi lentjana negara-negaranja dan kota-kotanja dan jang sampai sekarang belum diganti. Bahwa nabi Daniel dalam wahjunja melihat bangsa-bangsa itu saling memerangi dalam rupa binatang-binatang (Daniel 8), tentulah mengandung banjak arti.

Agak berlainan halnja dengan kedua ruang lentjana negara jang lain. Disini kits tidak dapati lagi tenaga alam melulu : Disini terdapat

10