Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/28

Halaman ini telah diuji baca

Disini terdapat pembalasan, penggantian, pendamaian jang penuh untuk setiap orang. Disinilah adanja keadilan: mata ganti mata, gigi ganti gigi, hidup ganti hidup, jang didjalankan dengan teliti dan mendahsjatkan. Akan tetapi disini djuga segala pengaduan dan tuntutan, jang dimadjukan oleh manusia kepada Allah dan oleh manusia kepada manusia, dihilangkan. Sebab: jang tidak bersalah menderita untuk orang-orang jang bersalah dan dengan demikian ia mendjadi penagih hutang, jang mengumpulkan surat-surat hutang dalam tangannja dan menjobek-njobekkannja dalam matiNja pada kaju salib, Apakah akibat-akibatnja, djikalau kita mendjalankan pengetahuan ini dalam lapangan politik?

1) Kesedjahteraan sosial dan perdamaian antara madjikan dan pekerdja tidak boleh diturunkan harganja mendjadi kompromis antara madjikan dan pekerdja. Perdamaian dan kesedjahteraan itu tiada pernah suatu kompromis. Kompromis itu terdjadi, djika pekerdja pada waktu itu tidak dapat lagi mentjapai lebih banjak dan madjikan tidak mau lagi mengabulkan lebih banjak dari pada suatu tuntutan. Djadi hasilnja tidak lain dari pada gentjatan sendjata, jang mungkin dibatalkan, bilamana terdjadi pergeseran kekuasaan dan keadaan, jang memberi kesempatan baik untuk salah satu partai. Perbedaan-perbedaan jang sebernarnja, tidaklah dapat dipetjahkan dengan tjara jang demikian. Pekerdja itu merasa djuga, bahwa madjikan atau pengusaha atau pemindjamkan uang seringkali tidak akan madju selangkah, djika mereka tidak dipaksa, dan bahwa mereka masih djuga dapat menarik keuntungan sebanjak-banjaknja. Bahwa buruh itu pada sekali waktu dapat keliru dalam hal ini, tidaklah membawa perbaikan. Kebiasaannja ia tidaklah keliru: Ia merasa atau mengetahui, bahwa mereka, jang berdiri dihadapannja, tidaklah bersungguh-sungguh dan dibelakangnja mereka tersenjum, kalau mereka berhasil menidurkan si buruh. Dengan demikian tidaklah dapat timbul kepertjajaan. Hanja solidariteit jang sepenuhnja dati pada persekutuan kerdja sama, jang bertumbuh sampai kepada kekelmargaan, jang baru dapat dinamakan perdamaian dan kesedjahteraan. Barulah, djika tiap-tiap buruh itu mendjadi produsen dan tiap-tiap produsen mendjadi buruh, dapat terdjadi suatu famili baru, keluarga baru, marga baru, bangsa baru, jang dalam dunia modern harus menggantikan persekutuan-persekutuan jang bobrok. Itulah bangsa orang-orang jang bekerdja semua dan

24