Kita ingin eeiniad orang-orang jang sutji hatinja, dan karena itu akan bergaul dengan orang-orang lain dengan tulus, djudjur dan benar.
Kita ingin mendjadi orang-orang jang mendamaikan orang dan karena itu akan membuat diri sendiri tjinta damai dan memelihara perdamaian.
Dengan tjara demikian hendak kita mengertikan dan menafsirkan Pantja Sila dan dengan tjara demikian kita akan mengabdikan diri sebaik-baiknja kepada Negara Indonesia.
V
KESIMPULAN.
Tuhan Allah telah membebaskan kita dengan salib dan kebangkitan Jesus Kristus.
Tuhan Allah membangunkan perdamaian dan kesedjahteraan dengan keadilan dan menegakkan keadilan dengan sengsara Jesus Kristus jang tidak bersalah.
Tuhan Allah akan mewudjudkan kebahagiaan jang sempurna dalam keradjaan jang akan datang.
Hal itu berarti terhadap Pantja Sila:
1. Negara jang adil mendjamin sepenuhnja keinsafan batin, kepertjajaan dan pernjataan kepertjajaan. Bukanlah untuk kepertjajaan itu sendiri, melainkan kebebasannja dapat dan harus dipelihara negara.
Kesedjahteraan agama-agama jang sebenar-benarnja terdjadi disana dimana negara tiada menghalang-halangi djalannja perdjoangan rohani untuk mentjari kebenaran. Untuk melaksanakan usahausaha keagamaan tidaklah dipakainja alat-glat kekuasaannja.
Ada orang-orang jang mungkin mengorbankan kebahagiaan jang sementara dan duniawi untuk kebahagiaan jang absolut, jang diharapkannja dari Tuhan. Negara menghormati pengorbanan jang begini, tetapi megara sendiri tidaklah memintanja. Negara tiada mengorbankan kebahagiaan jang sekarang daripada warganegara-warganegaranja kepada suatu prinsippun, djuga tidak kepada prinsip „Ketuhanan jang Maha Esa”. Negara hanja meminta pengorbanan
35