Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/57

Halaman ini tervalidasi

tahulah baginda untuk apa baginda mendjadi radja. Lalu dilihat oleh baginda didalam petani itu, tudjuan negara, jaitu manusia itu sendiri. Manusia sebagai petani, manusia sebagai saudagar, manusia sebagai kesatria, manusia sebagai pertapa dan manusia sebagai pendeta. Manusia sendiri, manusia sebagai manusia, jang mendjadi tudjuan Negara.

Tiada dengan manusia maka Negara itu dapat dibandingkan dengan rumah jang kosong dan dengan kapal jang ditengah-tengah samudra, akan tetapi tidak dengan penumpang dan barang-barang. Tiada dengan manusia, Negara itu mendjadi bajang-bajang dan hantu. Negara adalah bagi manusia, bukan manusia bagi Negara. Oleh karena itu tudjuan terachir dati Pantjasila ialah: Melajani manusia dengan djalan Negara. Djadi inilah jang harus mendjadi ukuran kita dalam mempersoalkan Pantjasila seluruhnja dan dalam membitjarakan tiap-tiap sila satu persatu. Apakah kita membitjarakan soal-soal ini demikian rupa, sehingga manusia-manusia jang dilajani, atau demikian rupa sehingga kita mengorbankan kehidupan jang sebenar-benarnja kepada suatu berhala, suatu teori, suatu bajang-bajang?

Mengorbankan kehidupan jang sebenar-benarnja kepada sesuatu jang chajal, sudah tentu bukanlah maksud bangsa Indonesia. Sebab bangsa ini menerangkan dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar Sementara, bahwa Negara Indonesia didirikan berdasarkan Pantjasila: „untuk mewudjudkan kebahagiaan, kesedjahteraan, perdamaian, dan kemerdekaan dalam masjarakat dan Negara-hukum Indonesia Merdeka jang berdaulat sempurna.”

PENUTUP.

Saudara-saudara, Negara itu terdjadi untuk manusia, akan tetapi djuga terdjadi oleh manusia jang membentuknja. Kita bukan mempunjai suatu negara, melainkan kita mendjadi suatu negara!

Maka sekarang sebuah pertanjaan: Apakah jang dilakukan oleh kita untuk kemerdekaan, perdamaian, kesadjahteraan dan kebahagiaan Indonesia? Apakah kita hanja ingat akan kebahagiaan kita sendiri? Apakah jang kita lakukan untuk kemerdekaan, kesedjahteraan dan kebahagiaan „petani”?

Izinkanlah saja sekarang berbitjara kepada kaum theologia jang hadir disini: Apakah kita sedang bekerdja untuk Geredja Kristus atau untuk geredja kita? Apakah kita mentjari kedudukan jang berpengaruh, atau kita melajani Kristus? Apakah kita terharu oleh ke-

53