Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/58

Halaman ini telah diuji baca

sukaran rakjat, atau apakah tidak mempunjai keberanian untuk me- njerang kepintjangan-kepintjangan dalam masjarakat? Apakah kita memberikan tjontoh persesuaian faham atau tjontoh pertengkaran saudara?

Sepatah kata kepada semua jang sedang beladjar atau jang sudah menamatkan peladjarannja: Apakah kita menginsafi tanggung-djawab kita sebagai peladjar dan mahasiswa? Apakah kita mengetahui, bahwa rakjat menunggu kita? Mereka telah memberikan kesempatan kepada kita untuk beladjar — saja maksudkan bukan keluarga kita sadja, melainkan djuga rakjat, jang tidak mempunjai kesempatan untuk beladjar — mereka telah memberikan kesempatan kepada kita untuk beladjar, karena mereka mengharapkan bantuan dari kita. Apakah kita hendak mengetjewakan mereka? Rakjat menunggu didesa-desa akan pendidikan dan pertolongan dalam hal kesehatan. Apakah mereka akan mendapatnja? Dimana-mana rakjat menunggu pegawai-pegawai jang baik dan jang dapat dipertjaja. Rakjat menunggu pegawai-pegawai jang melakukan pekerdjaannja dengan tidak mentjari keuntungan. Apakah rakjat akan dipuaskan, ditolong dan dikenjangkan?

Sepatah kata kepada mereka jang ada hubungannja dengan angkatan perang atau badan-badan nasional jang lain: Apakah kita ketahui, bahwa negara itu rakjat? Bahwa badan-badan nasional itu adalah milik rakjat? Bahwa angkatan perang itu adalah rakjat? Bahwa suatu pertentangan antara pradjurit dengan orang preman sebenarnja tidak boleh ada? Karena rakjat itu adalah suatu keluarga jang besar, dimana setiap orang bertanggung djawab atas segala-galanja? Barang siapa jang meminta pertolongan, sokongan dan subsidi dari negara, dia meminta pertolongan, sokongan dan subsidi dari bapa dan ibu dan saudara-saudaranja. Hal itu tidak dapat selalu dilakukan dengan tidak berkeputusan. Hal itu mempunjai batas-batasnja. Ada masanja untuk meminta dan menerima, tetapi ada djuga masanja untuk memberi dan mengembalikan. Hanja orang jang belum mengerti banjak akan kemerdekaan dan demokrasi sadja, jang dapat mengambil keuntungan dari dan memboroskan milik negara.

Sepatah kata kepada mereka jang mendapat penghasilan dari perdagangan atau dari pekerdjaan partikelir jang lain: Apakah saudara-saudara insafi, bahwa uang itu adalah suatu alat perhubungan nasional? Bahwa setiap laba jang diperoleh dengan tidak bekerdja, adalah mengurangi upah sesamamu? Uang itu harus datang dari orang lain. Kita tidak boleh mempermainkannja, sedangkan berdjuta-

54