Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/7

Halaman ini tervalidasi
KATA PENGANTAR.

Saja diminta untuk menulis sepatah dua patah kata sebagai kata pengantar dari dua karangan tentang Pantja-Sila dari tangan Ds H. Rosin, docent Sekolah Theologia Tinggi di Djakarta. Karangan-karangan ini adalah pendjelasan daripada tjeramah jang penulis adakan bagi Konperensi Mahasiswa Kristen di Sukabumi pada tanggal 23—29 Desember 1950 dan bagi Konpefensi Pemuda Kristen Oikumenis di Makassar pada tanggal 9—19 Djuni 1951.

Saja menerima permintaan ini dengan suka hati, oleh karena (1) menurut pandangan saja, Pantja-Sila ini, sebagai suatu falsafah negara, harus mendapat perhatian sebesar-besarnja, djustru dalam waktu negara dan bangsa Indonesiaberada dalam fase „one nation”-dan „one state”-building, (2) penulis dengan kedua karangannja ini mentjoba memberikan kepada Pantja-Sila suatu „Christelijke interpretatie”.

Meskipun disana sini saja dan barangkali ada djuga diantara pembatja mempunjai perbedaan paham dengan penulis, pada umumnja dapat saja akui, bahwa aspek-aspek theologis jang dikemukakan oleh penulis, adalah amat berharga bagi tiap-tiap warganegara Indonesia, jang mentjoba menghubungkan falsafah negara ini dengan kepertjajaan kekristenannja.

Kita mengetahui, bahwa beberapa penulis jang lain, umpamanja Asmara Hadi dan Ki Hadjar Dewantoro, telah memberikan pandangannja tentang Pantja-Sila, tapi dari pihak kaum Kristen belum pernah terbit karangan-karangan, jang melihat Pantja-Sila dari sudut kekristenan. Djika Pantja-Sila mendjadi benar-benar dasar daripada Negara (Undang-undang dasar) kita, maka hendaknja kaum Kristen, sebagai warga-warga negara jang baik, memikirkan sedalam-dalamnja, sampai dimana Pantja-Sila ini dapat diinterpretir atau diisi dengan pengertian-pengertian jang terdapat dalam Al-Kitab.

Menurut paham saja, kita kaum Kristen dapat menerima Pantja-Sila ini sebagai falsafah negara, djika kita mengetahui dan insaf akan batas-batasnja dan mengisi tiap-tiap sila dengan pengertian kekristenan. Dalam hal ini terbukti, bahwa penulis, jang adalah seorang Swis, telah dapat menjesuaikan fikiran dan pandangannja dengan alam fikiran dan perasaan bangsa Indonesia sedemikian rupa, sehingga karangan-karangan Ds H. Rosin dapat dipandang sebagai suatu usaha jang berharga untuk menjelidiki dan memahamkan Pantja-Sila.

Dengan perasaan berterimakasih saja telah membatja karangan-karangan ini, dan saja utjapkan pengharapan, kiranja karangan-karangan ini mendapat perhatian besar, bukan sadja dari kaum Kristen, tapi djuga dari chalajak ramai.

Dr J. Leimena.

Djakarta, 25 Oktober 1951.