Halaman:Pantjasila oleh Ki Hadjar Dewantara.pdf/14

Halaman ini tervalidasi

― 8 ―

atau „karakter” (jaitu sifat wutuhnja) tiap-tiap benda jang hidup dan bergerak.

Uraian tentang tjaranja kita memandang, mempeladjari atau menjelidiki sesuatu so'al itu, hendaknja kita pakai djuga dalam kita menjelami Pantja-sila, agar kita dapat mengerti benar-benar akan hakikatnja, ja'ni sifat-nja Pantja - sila; menginsjafi benar-benar akan bentuknja, ja'ni systeemnja atau tjaranja kita mempersoalkannja; memahami benar-benar akan isinja dan achirnja tahu benar-benar, bagaimana kita harus melaksanakan tjita-tjita jg disebut „Pantja -sila“ itu. Diangan sampai Pantja - sila mendjadi sembojan jang kosong; atau mendjadi sjari'at jang tidak kita insjafi. Djangan sampai Pantja-sila kita pergunakan setjara keliru atau salah. Lebih-lebih djangan sampai Pantja - sila kita pakai sebagai kedok untuk mengedjar kepentingan diri pribadi.

Dalam uraian saja jang pertama telah saja madjukan pertanjaan, apakah bentuk dari pada Pantja-sila, jaitu misalnja urut-urutannja, (dan bolehlah disini saja tambahkan „isi“nja), tidak dapat lain dari pada jang termasuk dalam Purwaka U. U. D. kita itu. Jaitu: 1. Ketuhanan, 2. Perikemanusiaan, 3. Kebangsaan, 4. Kerakjatan, 5. Keadilan sosial. Sudah saja uraikan, bahwa hal itu ― boleh kita sebut bentuk serta isinja ― adalah haknja si - pentjipta. Bagi orang lain boleh djadi menjetudjui pokok - dasarnja sepenuhnja bahkan sampai bentuk dan isinja, namun ingin menggunakan wirama lain. Jaitu ingin memakai urut-urutan lain, karena mendasarkan fikiran serta perasaannja pada imbangan jang lain. Bagi saja sendiri misalnja, memandang „perikemanusiaan“ - lah jang berdiri sebagai pokok sarinja Pantja - sila. Dalam pandangan itu lalu setjara „deductif“ dapatlah pokok. sari atau puntjak Pantja-sila itu kita petjah mendjadi dasar lainnja. Atau pabila kita berfikir setjara „inductif“, dasar „perikemanusiaan“ itu kita letakkan paling belakang sebagai „kesimpulan“. Lalu dapatlah imbangan-imbangan antara dasar² Pantja-sila itu serta urut-urutannja kita gambarkan sebagai jang berikut:

  1. Ke-Tuhanan, menurut adab „perikemanusiaan“:
  2. Kebangsaan. jang berdasar pada „perikemanusiaan“: