Halaman:Pantjasila oleh Ki Hadjar Dewantara.pdf/22

Halaman ini tervalidasi

- 16 -

suasana, jg meliputi chalajak seumumnja. Perlu pula diingati akan sikap mereka, jg berkewadjiban atas penglaksanaan itu. Sikap jg subjectif, jg bertali dengan sifat pribadinja fihak jg saja maksudkan sebagai „wirama"-nja laku. Wirama inilah jg nanti masih akan memberi tjorak - warna jg pasti dan tertentu, sesuai dengan watak mereka jg melakukan. Djadi jg saja maksudkan jaitu bahwa baik-buruknja penglaksanaan sesuatu rantjangan usaha itu tidak sadja bergantung pada dan atau terbatas oleh sifatnja, bentuknja dan isinja, namun pasti akan dapat pengaruh pula dari keadaan atau suasana jg melingkungi atau meliputi terlaksananja rantjangan usaha tadi, dalam mana termasuk sifat pribadi dari pada mereka jg melakukan penglaksanaan itu. Tegasnja ialah bahwa untuk dapat mengerti bagaimana nanti terwudjudnja Pantja-sila itu belum tiukuplah kita hanja memahami benar2 arti, isi maksud dan tudjuan Pantja - sila' tadi, namun masih perlulah kita mengenali suasana jg meliputi seluruh masjarakat kita jang kini sedangnja berdjuang itu, pula watak dari bangsa kita pada umumnja.

Marilah kita mulai dengan menindjau lebih dulu, apakah jg terkandung dalam arti - perkataan 2 bagian jg terpenting dari pada Pantja-sila jaitu: Kemanusiaan dan ke-Tuhanan, jg dua-duanja benar² saling berhubungan sangat erat. Perkataan ,kemanusiaan" mengandung arti keluhuran serta kehalusan, jaug tampak didalam hidup manusia, baik ig bersifat batin maupun lahir. Bila dibanding dengan hidup hewani, maka disitulah nampak luhur dan halusnja hidup manusia. Sebagai machluk, hewan itu berdjiwa djuga, akan tetapi segala gerak-gerik djiwa hewan semata-mata dikuasai oleh kekuatan kodrat - alam, jg ada diluarnja. Sebaliknja, djiwa manusia mempunjai sifat istimewa, mempunjai kekuatan² didalamnja, jang dapat mengalahkan serta menguasai kekuatan-kekuatan kodrat, baik jang ada didalam maupun diluar djiwanja. Tidak sadja manusia itu itu dapat menguasai kekuatan kekuatan/ kodrat-alam, jang melingkungi hidupnia, namun ada satu tabi'at jang istimewa didalam djiwa manusia, jaitu tertariknja djiwa manusia itu kepada segala sifat jang luhur dan jg. halus. Karena itulah