Halaman:Pantjasila oleh Ki Hadjar Dewantara.pdf/24

Halaman ini tervalidasi

- 18 -

bahwa hidup manusia itu bersifat luhur dan halus. Keluhuran dan kehalusan itulah jang menjebabkan timbulnja sifat perikeadaban dan kesusilaan, sedang kedua²nja sifat itulah jang mendjadi pangkal pengertian perikemanusiaan.

Dalam sifat perikemanusiaan ini termasuk segala sifat² luhur dan sifat2 halus, diantaranja bagian Pantja-sila, jang dengan sengadja disusun mendjadi satu gabungan dengan nama „Pantja-sila" itu, teristimewa karena digunakan untuk suatu tudjuan jang tertentu, jaitu memberi djiwa serta tjorak-warna jang pasti kepada perdjoangan bangsa Indonesia, sedjak bangunnja pada tahun 1908, sampai lahirnja negara kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sifat perikemanusiaan lainnja, jang harus pula selalu kita insjafi dan kita djundjung tinggi (walaupun tidak tersebut didalam Pantja-sila), ialah misalnja kesusilaan, keadaban, kesutjian. kedjudjuran, kebidjaksanaan, kebaktian, kebudajaan, rasa-tang-gung-djawab, belas-kasihan, budi-derma, tjinta-kasih kepada sesama machluk, kepada orang-tua dan Tuhan dll. sebagainja. Itulah sebabnja menurut pandangan saja dimuka, sila „perikemanusiaan" itulah jang sebaiknja dianggap sebagai dasar jang paling luas, luhur serta dalam, djuga bagi Pantjasila, jang setiara chusus diperuntukkan guna kepentingan perdjoangan dan kenegaraan itu. Sekali lagi saja pesankan kepada sekalian saudara sebangsa: sila kemanusiaan mewadjibkan kepada kita semua, untuk mendjundjung tinggi semua sifat-sifat keluhuran dan kehalusan, seperti jang didjelaskan dimuka tadi, walaupun ta' disebut dalam Pantja-sila Dalam pada itu hendaknja di-ingati, bahwa banjak dari pada sifat² tadi sebetulnja sudah termasuk dalam atau boleh dianggap sebagai bagian perintjian dari pada apa jang termaktub didalam Pantja-sila, jaitu: ke Tuhanan, Kebangsaan, Kedaulatan Rakjat, Keadilan Sosial dan pangkal-induknja ja'ni Kemanusiaan.

Marilah kini kita menindjau so'al ke-Tuhanan. Apakah itu? Apakah maksud serta tudjuannja? Tjita-tjita apakah jg boleh dianggap sebagai bagian perintjian dari pada KeTuhanan, ig termaktub dalam Pantja - sila sebagai sila jang pertama itu? Saja mulai dengan mengingatkan, bahwa sebe-