Halaman:Pedoman Umum Ejaan Bahasa Minangkabau 1990.pdf/38

Halaman ini telah diuji baca

29

Misalnya: Dek karano tu, kalian rajin-rajinlah baraja.
Jadi, satiok urang ka mandapek giliran.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata, seperti o, io, wah, aduah, dan kasian dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya: O, baitu jadinyo?
Wah, ebaik bana parmainannyo?
Aduah, tainjak kaki den!
Kasian, mularaik bana iduiknyo!
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kutipan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat juga catatan pemakaian tanda petik Bab IV, Pasal L.)
Misalnya: Apak maingekkan, "Lambek-lambek bajalan."
Uni bakato, "Jan lupo mangirim kaba!"
"Baa mangko indak datang ang kapatang?" kato Pak Guru, "ang'kan sedang ujian"
7. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya: Bgd. Munir, Jalan Parak Gadang 25, Padang
Banuhampu, 25 Januari 1989
Kapau, Tilatang Kamang, Bukittinggi
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya: Endah, Syamsuddin St. Rajo. 1964. Siti Baheram.
Bukittinggi: CV Indah.
Penghulu, Idrus Hakimi Dr. Rajo. 1978. Rangkaian Mustika Adat di Minangkabau. Bandung: CV Rosda.
9. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk menbedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.