— 271 —
moeka dengen mendadak djadi poetjat seperti mait, dan lantaran kenah dikroepoekin begitoe, ia poen lantas djadi bingoeng tida kapoegoehan.
Ban-tjoan gojang-gojang tangannja ia poenja kekasih, dan menanja lagi:
„Abis bagimana sekarang?"
Si nona berdiam sabentaran, kamoedian sigra ia soeda bisa dapetken katetapan hati, jang biasanja ada pada orang prampoean dalem perkara jang demikian. Laloe ia pegang poendak kekasihnja jang sedeng bingoeng seperti ikan peperek, dan berbisik, katanja:
„Lekas ngoempat di kolong randjang."
Ban-tjoan kaliatannja seperti tida denger bitjaranja ia poenja katjintahan, jang membri nasehat paling pengabisan. Ia mentak-mentoek tida karoean, dan achirnja balik berdiri di depan pembaringan.
Samantara itoe Kekisoen di loear soeda menggedor pintoe samingkin keras sadja, dan pengabisannja laloe berseroe dengen amat sengit:
„Bangsat! loe tentoe lagi simpan kendak, maka loe takoet lantas boekah ini pintoe! Lekas! kaloe engga goea nanti dobrak dari loear sampe antjoerleboer!"
Soan-nio seret ia poenja kekasih, soeroe lantas mengoempat di kolong randjang, satoe hal jang soeda ditoeroet sadja oleh Ban-tjoan seperti orang mengigo. Kamoedian dengen tjepat nona itoe