— 349 —
sanget tergerak laloe ia memeloek, dan sekarang boekan sadja ia menjloem Bong-loan poenja djidat, tapi djoega pada gadis itoe poenja pipi kiri-kanan.
Belon sampe Hoei-djin bisa melepasken ia poenja nona dari peloekan, sakoenjoeng-koenjoeng terde-nger soera orang berseroe:
„Bong-loan! Bong-loan!“
Dengen sanget terkedjoet gadis itoe lantas djadi tersedar dari mimpinja jang sedap, dan laloe berkata:
„Tjiaka, ko Hoei-djin, entjim sekarang lagi kaok-kaokin sama saia.“
Samantara lamanja kaliatan seperti djedjaka itoe tida bisa ambil poetoesan, tapi kamodiean sigra djoega ia berkata:
„Djangan takoet, Bong-loan, hajo, goea sendiri anteri loe poelang.“
Sambil bitjara begitoe Hoi-djin berbangkit, dan laloe pimpin tangannja si nona, jang koetika itoe kalitannja ada merasa sarebah tida enak.
Koetika itoe djoega pintoe lantas terboekah dari dalem, dan satoe orang prampoean lantas bertindak kaloear, jang di terangnja boelan sigra bisa dikenalken: ia itoe adalah entjimnja Bong-loan.
Si nona lantas lepasken tangannja dari Hoei-djin poenja pimpinan, dan tinggal berdiri di tengah kebon dengen tida taoe apa misti berboeat lebi djaoe.