Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/267

Halaman ini tervalidasi

— 266 —

sar. maka panteslah akoe membela dengen sagenapnja hati. Kaloe perloe, maski moesti korbanken djiwa sekali poen akoe tida nanti merasa sajang. — Maka itoe perkatahan trima kasi djanganlah kaoe oetjapken lagi, malah akoe sendiri ada morasa amat bertnima kasi atas kaoe poenja kebaekan, tapi akoe tida oetjapken itoe, Hanja rasa penerima di hati ada lebi besar harganja dari pada jang tjoema kaloear dari bibir, boekan begitoe ?”

„Bener, Touw Hin.”

„Maka berdjandjilah jang maski apa djoega akoe bekerdja boeat kaoe, itoe perkatahan tida dioetjapken lagi.”

„Ja, akoe berdjandji itoe.”

Demikianlah achirnja itoe pembitjarahan. Tapi perdjalanan diteroesken ka roemanja itoe sobat.

Pertemoean itoe tida ada apa-apa jang penting boeat ditoetoerken, katjoeali pertanjahan-pertajahan tentang pakerdjahan jang ini pembesar lakoeken di Sansee, dan sasoedanja itoe, sorenja Kwa-eng poelang kombali.

Doea-tiga hari lagi telah berlaloe.

Giok-ko jang sadari mengadoe begitoe pada soeaminja, salaloe ada pasang mata sadja. Dan sasoedanja itoe bebrapa hari berlaloe, ia liat Touw Hin masi tinggal sabagimana biasa, hatinja djadi merasa koeatir, kaloe-kaloe perboeatannja nanti kataoean. Kerna sekarang poen ternjata, jang pengadoeannja itoe tida mempan.