Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San 04.pdf/225

Halaman ini tervalidasi

— 223 —

masing-masing.

Achir-achit itoe minoeman jang tida di-ingin katelan djoega.

Tida lama kamor dian rajoennja arak itoe bekerdja di dalem peroet, hingga ampat dorna itoe pada menggelisahan sambil bertreak, meriti dan menekan-nekan peroet sendiri. Matanja mendelik-delik dan roeboe sambil kaklodjoan.

Semoea Hohan pada mengawasi sambil tepok tangan, seperti orang menonton pertoendjoekan loear biasa.

Itoe oetoesan jang mendja di kawannja Jap Bouw dan masi aja di itoe roewangan, satelah liat semoea persakitan jang di-iringken olehnja, paja menggletak di lantei dengen tida bernjawa, djadi poetjet seperti mait.

,,He, mengapatah kaoe boleh begitoe katakoetan ?" kata sala satoe dari itoe Hohan-hohan: ,,apa jang kita-orang berboeat, itoelah tjoema satoe pembalesan pada itoe dorna-dorna, sedeng kaoe jang tida bersala, troesa djadi takoet sampe begitoe?"

Bener, tapi....." kata oetoesan i'oe dengen perkatahan jang dikaloearkennja:,,dengen binasanja itoe ampat persakitan, kita djoega boleh dapet sala, kerna soeda tida mendjaga hati-hati."

„Oh, itoelah kaoe troesa takoer," kata Lie Eng sambil tertawa:,,bilang sadja pada pembe-