Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San 04.pdf/266

Halaman ini tervalidasi

— 264 —

Tiong bersama tiga temennja. Di sapandjang djalan ka doesoen Songketjoen orang gaga ini beromong-omong.

Song An-peng jang sakean lama telah berlaloe dari doesoen sendiri, ada merasa amat girang jang sabentar aken bertemoe kombali pada orang-orang di roemanja. Maka kaloe koeda itoe ada mempoenjai sajap, ia tentoe soeda lantas kasi djalan seperti terbang.

Berdjalan satenga harian sampelah marika ka itoe doesoen. Tapi. . . . . . bagimana kaget marika poenja hati, teroetama itoe orang moeda jang poenja kampoeng, satelah dapet liat jang doesoen ini soeda tinggal bekasnja sadja.

Roema-roema soeda antjoer leboer. Di sana sini tjoema terletak petjahan-petjahan batoe dan genteng, roemanja soeda tida karoean matjem dan tida ada satoe pendoedoek jang boleh ditanja.

An-peng tida tahan lagi hatinja, hanja lantas menangis sasegoekan.

„Inilah tentoe soeda terdjadi lantaran paperangan,” kata Houw-jan Giok: „ja, di waktoe negri ada hoeroe hara, memang rahajat salaloe menampak roepa-roepa kasoekeran, terpisa dari koelawarga dan ilang miliknja.”

Kamoedian ia menghamperi pada Song An-peng dan memboedjoek dengen berbagi-bagi perkatahan menghiboer.