Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San 04.pdf/348

Halaman ini tervalidasi

— 346 —

astana dalem karadjahan Siamlo, dan itoe orang jang pake kopia Tjhiong-thian-koan rebah di atas roempoet, ada mirip seperti dirinja sendiri. Apa tida boleh djadi bahoewa itoe sabagi pengoendjoekan bagi dirinja.

Djoega ia inget tentang boenjinja itoe sairan, jang antara laen-laen ada bilang: aer besar nanti menerbitken bintjana. Dan ini satoe baris perkatahan ada mengenaken betoel pada keadahannja ini negri, jang letaknja di tepi laoet.

Sasoedanja berpikir sakoetika lama, achirnja radja tida bisa aken tinggal diam sadja dengen tida njataken rasa hatinja pada permisoeri dan Kiongtjoe.

Tapi Kiongtjoe dan Kokbo lantas menghiboer dengen berbagi-bagi perkatahan, katanja djangan terlaloe dipertjaja sagala Tosoe.

Ma Kok-tjoe maski poen ada satoe radja jang baek, tapi hatinja amat lembek dan gampang menoeroet sagala omongan. Begitoelah sasoedanja dibedjoek, ingetan-ingetan itoe bisa djoega terloepa dari hatinja.

Selang brapa hari kamoedian, pada soeatoe pagi salagi radja bikin permoesjawaratan dalem sidang n antri, boeat membitjaraken oeroesan negri, ambtenaar jang djaga pintoe dateng melapoer, bahoewa dari poelo Pek-sik ada dateng warta jang loear biasa.