Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San atawa Koempoelan Orang-orang Gaga jang djadi Satroenja Kawanan Dorna v. 02.pdf/8

Halaman ini telah diuji baca

— 8 —


ngimpi, jang begitoe tersedar, semoea lantas djadi linjap, djadi abis, seperti awan jang tersapoe angin.

„Dan kaloe soeda begitoe, ja, tida laen dari pada tinggalken sadja inget-ingetan di dalem pikiran, jang berachir aken meloekaken hati.

Djadi njatalah itoe segala kamoeliahan dan pangkat besar, kaägoengan dan sabaginja, semoea itoe ada kosong belakah. Sapoeloe kali kita poenja keadahan ada lebi senang di sini, jang tida memikiri perkara doenia, tida tjapeken hati dan mempoesingken otak, sabagimana orang-orang di doenia salaloe ada teroeroek dengen itoe roepa-roepa perasahan dan pikiran.

„,Di ini tempat pagoenoengan, sagala kasenangan jang kita dapet kekal adanja. Pemandangan alam jang bagoes kita bisa meliat saban hari. Hawanja jang njaman ada membikin segar kita poenja otak, angin jang aloes ada menioep satiap hari. Dan ini semoea, sabegitoe masi ada doenia, sabegitoe lama djoega kita nanti menampak dengen, tida poetoes-poetoesnja. Baoenja kembang-kembang jang wangi salalve ada berkesioer dengen tida ada abisnja."

Begitoelah Kong Soen-sin berkata-kata, sedeng Tjoe Boe tinggal mendengeri. Dalem sapandjang waktoe salagi goeroe itoe memoedji-moedji kasenangannja marika poenja pengidoepan, kaloe ada perkatahan-perkatahan jang dioetjapken se-