Halaman:Pengertian jang Tiada Dimengarti atau Keterangan Bagaimana Adanja Akal Alam Agama Allah.pdf/4

Halaman ini telah diuji baca

BAHAGIAN I.

ASALNJA ATAU SOEMBERNJA ILMOE.

  Lebih dahoeloe dari pada membitjarakan tiap=tiap hal, ada perloenja kita tentoekan ertinja beberapa perkataän jang penting-penting, soepaja bagi pembatja djangan berbedaän pahamnja, karena kalaoe tiada ditentoekan, nistjaja boleh jadi ada kalimat-kalimat dan perkataan-perkataan diberi makna atau erti jang berlainan dari maksoednja pengarang, sehingga djadi berlainan lagi pengertiannja. Adapoen ketentoean makna ini dinamai: definitie, patoetlah dipahamkan dengan sempoerna sebeloemnja diteroeskan membatja kitab ini.
  I Kaloe kita kata pantja-indria, dimaksoedkan kemampoeannja diri akan melihat dengan mta, mendengar dengan koeping, mentjioem dengan hidoeng, merasai dengan lidah, dan merasai dengan sekoedjoer badan kasar (djabat).
  II Kaloe kita kata benda atau barang, dimaksoedkan apa sadja jang didapat adanja oleh salah soeatoe dari pantja-indria tadi, iaitoe oepama tanah, batoe, kajoe, aer, oedara, tjahaja, badan manoesia, hewan dan koetoe-koetoe, serta lain-lain sebagainja, sekalipoen boleh dilihat sadja dengan perkakas teropong. Begitoe djoega soeara dan napas (ambekan}. karena meskipoen tiada boleh dilihat, tetapi bisa didengar, dan lagi memangnja napas itoe terhitoeng oedara. Akan tetapi djiwa dari manoesia atau dari hewan, tiada dikata benda, karena tiada dapat ditentoekan adanja oleh pantja-indria.
  III Kaloe kita kata dzat, dimaksoedkan diri jang sebenarnja diri, tiada perdoeli apa dia itoe benda (barang) atau boekan. Maka bedanja benda dengan dzat, adalah tiap-tiap benda itoelah dzat, tetapi boekan tiap-tiap dzat dikata benda. Kaloe andai kata, manoesia dan hewan dan poehonan ada poenja djiwa, maka djiwa itoe boleh dikata saja dzat, tetapi boeanlah benda dan boekanlah barang.
 
  IV Kaloe kita kata sipat(sifat) dimaksoedkan hal jang berdiri pada dzat. Dari sebab tiap-tiap benda dikata dzat, njatalah tiap-tiap kita kata sipat, dimaksoedkan djoega hal jang berdiri pada benda.
  V Kaloe kita kata thabéät, dimasoedkan sipat jang memang mestinja berdiri pada dzat. Oepamanja kaloe api mempoenjai sipat panas, inilah kita maoe pandang jang panas ada soeatoe thabéät dari api, karena kita beloem dapatkan api jang tiada panas. Begitoe djoega kaloe hajam bertelor dan kambing beranak dikata thabéät, karena kita beloem dapatkan kambing bertelor. Dari sebab itoe, njatalah tiap-tiap thabéät ialah djoega sipat, tetapi boekan tiap-tiap sipat dinamai thabéät-

kesenangan apa djoega, nistjaja sia-sialah hidoepnja didalam doenia ini. Dan kaloe oepamanja ada manoesia jang hilang pengharapannja akan beroentoeng didalam kehidoepan sekarang, boekankah pengharapan oentoeng pada lain timpo, sesoedahnja liwat kematian, mendjadi kepoeasan didalam sanoebari dan mendjadi pertahanan menanggoeng sensara didalam doenia dengan toeloes dan ichlas?

  Oleh karana itoelah saja karangkan boekoe ini, moedah-moedahan ada faidahnja bagi soedara-soedara, jang beloem mempoenjai sempat jang loeas akan toeroet pikirkan tentang adanja agama, boekan dari sebab pengarang sendiri soedah mendjadi ahli-pikir akan tetapi sekadar membitjarai bagaimana diantara manoesia jang berilmoe timboel perselisihan tentang pengertian Alam dan Dzat Jang Maha Koeasa. 

Pengarang,

RB. DJAJANEGARA.

Weltevreden 18 October 1929.