Halaman:Penghidoepan Radja Belgie.pdf/219

Halaman ini tervalidasi

— 271 —

tempat berdiam," saoet Sri Maha Radja Leopold, „itoe soeda ada sampe tjoekoep boeat orang-orang politie."
 Satelah meliat baginda poen ja kaartjis dan denger nama jang mendjadi tempat kadiaman, doewa agent politie itoe lantas memoelioen ma'af, dan lepas sabentaran pada si persakitan. Broentoeng itoe waktoe ada banjak sekali orang jang berider di di itoe tempat peroesoehan, hingga penista si nona tida ada harepan boeat minggat lolosken diri.
 Tida lama lagi persakitan dibawah berlaloe. Koetika itoe si toewan penoeloeng lantas mengamperi pada si nona.
 „Akoe merasa tida enak sekali," kata baginda, „jang pertemoehan kita kadoewa kalinja, tida ada begitoe menjenangken hati seperti jang pertama,"
 Si nona tinggal sakean lama mengawasi sambil beringet-inget.
 „O," kata ia kamoedian, „kaoe tadi siang....."
 „Betoel. Kaoe sekarang kaliatan tida begitoe peloepahan. Tapi, biarlah kitaorang djangan tinggal berdiri di sini terlaloe lama."
 Sigra marika berdoewa berdjalan lebi djaoe, meninggalken pada orang banjak,