Pada perahu Lete' Gole'an dengan awak perahunya 8 sampai 12 orang:
1. Untuk "jaragan" a tau juru mudi: 100 bagian tarn bah 2 bagian
2. Untuk " pondu" a tau kelasi, tiap orang : l00 bagian,
3. Untuk "gugi", koki masak, seorang : SC' bagian,
4. Untuk pemilik perahu : 100 bagian,
5. Untuk "perahu" sendiri : 100 bagian.
Dari gambaran pembagian di atas tampaklah bahwa pemilik perahu karena modal perahu yang dimilikinya tetap kaya walaupun "tidak bekerja", sebab memiliki pembagian dua kali bagian jaragan atau juru mudi.
Kebutuhan perahu yang semakin meningkat, melibatkan banyak tukang pembuat perahu, yang kemudian menjadi mata pencaharian tetap. Di daerah yang jumlah nelayannya besar, hampir sebagian dari penduduknya menjadi tukang pembuat perahu. Beberapa orang ahli pembuat perahu yang penulis kenal dapat disebutkan sebagai di bawah ini:
l . Di Legung: K. Karliya, K. Buraiya, K. Ridowi dan K. Nurhasan. Mereka lebih ahli dalam membuat leng-alengan.
2. Di Kebondadap-Sarokah: Pak Gasim, Pak Suhairi, Pak Wasiya, Pak Tiyani, Pak Umar, Pak Abdul Mukti, K. Anwar, Pak Al Muda. Tukong kunonya: Pak Madra'i dan Pak Nawan. Pengusahanya: Sudarso, Martawi dan Masruwi.
3. Di Ambat: Pak Durahman dengan beberapa orang pembantunya.
4. Di Batal Barat: Pak Saderun dan Pak Abdurahman.
5. Di Sukolilo: Pak Mohtar, Pak Munawi, Pak Purwas, Pak Tabrani dan Pak Bari.
6. Di Talang: Pak Surati, Pak Tijah, Pak Sujirah dan Pak Ahmad.
7. Di Klampes : H. Solihin, Pak Jakfar, dan Pak Jaji.
8. Di Sapulu: Pak Ra bu dan putranya Rabu.
9. Di Ketapang : Pak Om dan Pak Sahri.
10. Di Sotabar: Pak Harmin, Pak Sukiya, Pak Muntaha, Pak Asmali, Pak Muksin, Pak Sidin dan Pak Amri.
11. Di Banyusangka: Pak Kupa dan Pak Sarip.
12. Di Pasongsongan : Pak Asik, Pak Talha dan Pak Suli.
13. Di Salopeng : Pak Atma dan Pak Hasan.
14. Di Giligenting : Pak Essa, Pak Kina, Pak Biyati dan Pak Emad.
15. Di Sapudi : Pak Hamma dengan beberapa pembantunya.
20