Dalam hubungan dengan pendidikan orang tua ini, perlu djuga disebut disini bahwa dalam tahun 1926 oleh Vassar College, suatu perguruan tinggi untuk wanita, dibuka suatu lembaga jang dinamakan Institute of Euthenics (Lembaga Perbaikan Keturunan). Euthenics
adalah ilmu untuk memperbaiki keturunan dengan djalan memperbaiki milieu. Diharapkan oleh perguruan tinggi tersebut bahwa tamatan dari sana akan mendjadi ibu-ibu jang lebih baik dengan peladjaran ilmu djiwa, perkembangan anak dan pendidikan puteri jang dapat
dipeladjarinja di lembaga tersebut sebelum tamat. Universitas lain-lain djuga memberi perhatian jang sama pada kesedjahteraan keluarga.
Batklah kita bitjarakan sekarang 2 matjam lembaga pra-sckolah Jang dinamakan Nursery School ialah sekolah untuk anak-anak jang sangat ketjil, jaitu antara 18 bulan sampai umur 4 tahun. Sekolah
ini djanganlah dikatjaukan dengan apa jang dinamakan day nursery jang menerima anak-anak untuk didjaga sepandjang hari waktu ibunja pergi bekerdja. Jang tersebut belakangan ini dapat dinamai Sekolah
Titipan. Boleh dikatakan bahwa nursery school itu merupakan pendahuluan dari tangga berikutnja, jaitu Taman Kanak-kanak. Dimaksudkan agar sianak mendapat manfaat dari pergaulan jang baik dengan temannja sebaja diluar rumahtangga.
Tentu sadja apa jang dikerdjakan dalam nursery school itu tidak dapat dinamakan suatu kurikulum. Memang pada umumnja dianggap bahwa sianak harus dianggap sebagai machluk jang beladjar sedjak lahirnja, akan tetapi dalam taraf ini mereka sebaiknja dilatih kebiasa-an tkebiasaan untuk beladjar.*! Itulah jang lebih penting dari bahan jang diadjarkan. Dibawah ini dapat kita lihat apa jang merupakan kegiatan-kegiatan dalam nursery school. Kegiatan itu biasanja meliputi waktu dari djam 8.30 pagi sampai djam 3 atau 3.30 sore. Kadang-kadang lebih pendek dari itu atau lebih pandjang pula, terutama bagi jang ibunja pergi bekerdja.
Pengawasan kebersihan merupakan suatu faktor penting. Seorang djururawat biasanja memeriksa anak-anak sebelum mereka bertjampurgaul dengan anak-anak lainnja dan memperhatikan apakah ada penjakit jang dapat menular, seperti penjakit kulit, mata atau kerong-kongan dan hidung. Kebiasaan buang air jang teratur dan bersih mulai dilatihkan pula, disamping waktu makan jang teratur pula. Anak-anak jang sudah 3 atau 4 tahun umurnja dibiasakan untuk melajani diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemudian kegiatan-
kegiatan orang dewasa perlu pula ditjontoh, seperti bermain sandiwara ketjil-ketjilan, membuat benda-benda dari tanah liat atau bahan plastik, mempergunakan balok-balokan, kaju, palu dan paku. Dibidang Jang agak “intelektuil” djuga harus dilatihkan kebiasaan melihat buku dan gambar-gambar dan mendengar serta mengadakan reaksi pada
139