Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/221

Halaman ini tervalidasi

Jang ingin dihilangkan ialah keburukan-keburukan akibat adanja djurang jang dalam antara pekerdjaan fisis dan pekerdjaan otak. Adjaran Marx dari dahulu memang menekankan kesalahan gagasan bordjuis jang mempertahankan bahwa menurut alam kodratnja, nasib rakjat djelata hanjalah djadi pemukul batu dan pekerdja kasar, sedang sedjumlah ketjil mereka dianggap bernasib djadi pemikir, pemimpin dan orang jang memperkembang ilmu, kesusasteraan dan kesenian.

Sedjak tahun 1930, dengan peralihan dari masa "progressip” kemasa jang lebih ortodoks ada suatu hal jang terdjadi dalam bidang pendidikan. Perhatian sekolah terutama tertudju pada usaha menjiapkan murid-murid untuk perguruan tinggi. Sifat pendidikan mendjadi berat sebelah, karena peladjaran mendjadi abstrak, lepas dari kenjataan kehidupan sehari-hari, Tjara-tjara mengadjar sangat verbalistis dan anak-anak tidak ditarik kearah turut-serta dalam pekerdjaan jang berguna bagi masjarakat, sesuai dengan kemampuannja. Tamatan sekolah menengah banjak jang segan bekerdja dalam pabrik atau dibidang pertanian dan sebagian diantaranja malah menganggap bekerdja dengan tangan itu suatu hal jang hina. Padahal dengan berkembangnja pendidikan menengah, sebagian besar tamatan sekolah menengah itu terpaksa bekerdja dengan segera, karena tidak semua dapat diterima diperguruan tinggi.

Dari tahun 1954 sampai 1957 dua setengah djuta tamatan sekolah menengah tidak masuk perguruan tinggi ataupun teknikum, Karena tamatan sekolah menengah tidak mempunjai keahlian apa-apa, sebagai akibat kurikulum jang sangat umum dan abstrak, meskipun industri dan pertanian sangat membutuhkan tenaga muda jang giat, terdapatlah kesukaran dalam soal penempatan mereka itu. Akibatnja ialah ketidakpuasan difihak orang tua dan difihak pemuda itu sendiri. Inilah semua jang mendjadi pendorong untuk memulai pembaruan sistim pendidikan umum itu.

Sebagai titik-tolak diambillah gagasan, bahwa pada umur tertentu semua pemuda-pemudi harus diikutsertakan dalam pekerdjaan jang berguna bagi masjarakatnja dan bahwa pendidikan mereka itu harus dihubungkan serapat-rapatnja dengan pekerdjaan produktip dibidang industri dan pertanian. Djadi itulah sebabnja diadakannja korelasi jang tepat dalam pendidikan menengah antara pendidikan umum, politeknis dan kedjuruan, berdasarkan suatu kombinasi jang bidjaksana antara bekerdja, beladjar, rekreasi dan perkembangan fisis jang normal dari sianak. Prinsip-prinsip ini pulalah jang harus djadi penentuan isi dan metode pengadjaran serta pendidikan. Dari mulai kelas rendah sianak harus sudah disiapkan setjara psikologis untuk turut aktip dalam kegiatan-kegiatan jang berguna.

Pada umur berapakah pemuda mulai diikutsertakan dalam produksi? Dianggap perlu bahwa ini terdjadi waktu mereka berumur

199