Sudah djuga disebut Dewan Agung Pendidikan (CSEN). Dewan ini, jang nasehatnja dapat diminta meskipun tidak perlu selalu dilaksanakan, terdiri atas 56 anggota. Sembilan diantaranja ditundjuk oleh presiden republik untuk mewakili pendidikan negeri, empat ditundjuk oleh menteri untuk mewakili pendidikan swasta,sedang selebihnja
dipilih oleh guru-guru dari semua tingkatan : pendidikan tinggi, menengah, kedjuruan dan rendah. Oleh karena badan ini besar, diantara
anggota-anggotanja dipilihlah 15 orang untuk mendjadi badan pekerdja. Menurut undang-undang menteri wadjib meminta pertimbangan kepada dewan ini dalam segala hal jang mengenai pendidikan negeri dan swasta. Meskipun pertimbangan itu tidak perlu dituruti, dalam
sedjarah pendidikan Perantjis ternjata bahwa dewan ini sedemikian kuat kedudukannja, sehingga djaranglah ada menteri jang mentjoba
mengabaikan pendapat dewan ini.
Oleh karena prosedur diterimanja suatu undang-undang adalah memakan waktu jang lama dan melalui lebih banjak badan jang mung- kin menolaknja, maka selama Republik keempat seringlah menteri berusaha mengundangkan sesuatu dengan djalan peraturan menteri. Misalnja penghapusan uang sekolah persiapan untuk lycée, didirikannja classes nouvelles, perubahan-perubahan dalam pendidikan guru dan pembaruan dalam udjian penghabisan sekolah menengah jang dilaksanakan setjara extra-parlementer dengan peraturan menteri. Tentu sadja parlemen sebenarnja dapat menghindari tindakan demikian itu, akan tetapi rupanja mereka menganggap bahwa dalam hal-hal tersebut dapatlah menteri diberi kebebasan sedikit dan parlemen dapat mengisi waktunja dengan masalah lain-lain.
Kementerian Pendidikan terdiri atas 6 bagian atau djawatan, jaitu bagian pendidikan tinggi, menengah, kedjuruan, rendah, djasmani dan bagian kesenian dan kesusastraan. Masing-masing bagian tentu dibagi pula atas bagian, biro jang dianggap perlu. Kebiasaan Perantjis ialah menamai biro dan bagian ini dengan angka: Biro Satu ialah bagian umum, jang meliputi pembaruan, kurikulum dan metodik dan Biro
Lima ialah bagian keuangan.
Diatas sudah disinggung bahwa pemisahan dan isolasi masing-masing bagian dan biro tersebut sudah berkurang belakangan ini. Misalnja antara tahun 1945 dan 1952 dengan adanja eksperimen classes nou-
velles terdjadilah suatu kerdja sama antara bagian pendidikan menengah dengan pendidikan kedjuruan. Tetapi pada umumnja masih
harus diberi kritik bahwa bagian-bagian itu masih sedemikian terisolasinja sehingga sering terdjadi duplikasi pekerdjaan dan dengan
demikian penghamburan tenaga dan uang.
Dalam tahun 1946, dimasa orang masih penuh semangat dan harapan jang optimistis sesudah perang selesai, suatu Panitia Penindjauan dan Perentjanaan Pendidikan Menengah (Commission de Revision de la)
19