Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/59

Halaman ini tervalidasi

Pasti/Alam sedjak tahun 1955 membuka djuga kursus jang lamanja 2 tahun bagi "licenciés" (pemegang idjazah licence) untuk dilatih kearah penelitian. Latihan jang 2 tahun ini pada umumnja dikenal sebagai "Troisieme Cycle". Mulai dengan tahun 1958 djuga Fakultas Sastra dan Budaja membuka Siklus Ketiga ini bagi tjalon-tjalon peneliti dibidang ilmu-ilmu budaja.

Selain universitas-universitas di Perantjis terdapat djuga sedjumlah perguruan tinggi jang menjiapkan orang bagi suatu djabatan mene-ngah dan tinggi dalam administrasi negara, pekerdjaan umum, pen-didikan dan angkatan bersendjata. Lembaga-lembaga ini dinamakan Grandes Ecoles (Perguruan Agung). Perguruan-perguruan ini lepas sama sekali dari universitas dan biasanja didirikan oleh suatu kemen-terian untuk menghasilkan pegawai-pegawai menengah dan tinggi bagi kementerian itu sendiri.

Oleh karena mereka jang masuk Perguruan Agung itu kalau sudah lulus pasti mendapat djabatan jang pasti, maka banjak sekalilah pemuda-pemudi jang berhasrat masuk. Biasanja djumlah pelamar kira-kira 10 kali djumlah tempat jang ada, jang memang disesuaikan dengan kebutuhan menutup lowongan kepegawaian.

Udjian masuk sangatlah berat dan biasanja diperlukan 2 tahun persiapan diatas baccalauréat. Persiapan ini diberi dalam classes pré-paratoires disekolah-sekolah menengah. Djadi pada waktu diterima dalam Perguruan Agung, pemuda-pemudi itu pada umumnja sudah berumur 20 tahun, dua tahun lebih matang daripada mereka jang masuk perguruan tinggi atau universitas.

Jang diterima masuk Perguruan Agung diseluruh Perantjis setiap tahunnja adalah lebih dari 15.000 mahasiswa. Disamping adanja lowongan jang pasti pada achir pendidikannja, sinfahasiswa djuga diberi uang pondokan dan uang saku, sedang uang kuliah tidak di- pungut.

Perguruan-pergufuan agung ini merupakan sungguh-sungguh,, Kawah Tjandradimuka”, tempat melatih pemimpin-pemimpin dilapangan administrasi pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan dan segala matjam bidang dalam kehidupan nasional.

Hubungannja dengan universitas sama sekali tidak ada, dan ada orang jang melontarkan kritik bahwa perguruan-perguruan agung itu djuga ‘terlalu terpisah dari masjarakat. Tetapi kenjataan ialah bahwa monopoli produksi para pemimpin disegala bidang terletak ditangan lembaga-lembaga tersebut.

Adalah suatu kenjataan bahwa sampai dewasa ini orang-orang ter-penting dan terkenal dalam kehidupan kesusastraan, politik dan ilmu pengetahuan Perantjis adalah tamatan "Grand Ecole Normale Su-riewre" (Sekolah Guru Agung), jang mendjadi tempat latihan bagi banjak guru-guru sekolah menengah dan perguruan tinggi. Djuga ter-

37