Halaman:Peringetan dari tempo doeloe.pdf/104

Halaman ini tervalidasi

PERINGETAN DARI TEMPO DOELOE.


menginep boeat temenin itoe doea anak, samentara Sioe Nio lantes berdoedoek di sampingnja itoe ajah jang rebah menjoendang di korsi ma­les sambil meremken mata, boeat mendengerin itoe anak prampoean batjain itoe soerat-soerat berisi pesenan dan penoetoeran dari iboenja.

Maski Sian Nio telah meninggal ampir 35 taon berselang, Tham Tjay merasa seperti djoega itoe kekasih sekarang berada di ampirnja, kerna Sioe Nio poenja tampang moeka dan lagoe soeara jang mirip seperti iboenja membikin terlahir kombali apa jang sakean lama telah linjap dari sapoeter penghidoepannja.

Itoe soerat pandjang, jang Tham Tjay kenalin telah ditoelis oleh tangannja Sian Nio sendiri, ada memake tinta-tinta jang warnanja berlaenan, satoe tanda boekan dikerdjaken teroes-meneroes dengen berbareng di satoe tempo, hanja ditam­bah dengen perlahan dari satoe ka laen boelan. Bagian jang paling belakang kentara sekalih te­lah ditoelis koetika Sian Nio sedeng sakit, kerna hoeroefnja rantjoe, mengoendjoek pakerdja'annja tangan jang bergoemeteran dan tida tetep.

Koetika Tham Tjay pereksa itoe samoea lem­baran jang berisi toelisan dari kekasihnja, njata sekalih hatinja ada sanget terharoe, hingga sabentar-bentar ia moesti gosok katjamatanja jang dibikin goerem oleh iapoenja tangisan. Sasoedah tjioem itoe soerat-soerat sabagi tanda tjinta dan hormat pada penoelisnja, ia serahken pada Sioe Nio boeat dibatja, dan ia sendiri bersedia boeat mendengerin sambil meremken mata.

„Batjalah biar perlahan dan soeara jang terang, Sioe,” ia meminta. „Tida kenapa mengambil tempo jang lama — akoe ingin denger satoe per satoe perkata'an dari kaoe poenja mama, djangan

92