Halaman:Peringetan dari tempo doeloe.pdf/47

Halaman ini telah diuji baca

PERINGETAN DARI TEMPO DOELOE.


bakal mertoea dan kekasihnja, biarpoen di belakang hari ia bisa beroentoeng, nistjaja tida ada harepan lagi, kerna Seng Lie dan Sian Nio poenja bentji pada kadjahatan dan katjoerangan ada begitoe besan hingga sekarang dengen mendadak Tham Tjay seperti meliat ada terboeka satoe djoerang lebati dan dalem jang memisahken ia dengen kekasihnja itoe.

Salagi Tham Tjay doedoek bengong memikir saorang diri di pertengahan moeka dari roemahnja Seng Lie dan meliat segala apa ada serba soerem dan gelap, dengen mendadak ia mendenger soeara tindakan aloes dan perlahan dari saorang jang menghampiri padanja dari djoeroesan dalem. Koetika berpaling, ia meliat Sian Nio mendatengi dan memandang padanja dengen roepa koeatir tertjampoer heran.

„Ah, enko Tjay, masih ada disini ; mana papa?"

„Papa lagi pergi ka loear boeat beresin akoe poenja satoe oeroesan," saoet Tham Tjay, „dan sekarang akoe lagi toenggoein baliknja boeat mendenger kabar. Apakah kaoe bikin di dalem, Sian, baroe moentjoel sekarang ?"

—„Saja repot sama oeroesan di dalem roemah dan di dapoer, sebab mama lagi pergi ka Batavia dan boedjang prampojan soedah satoe minggoe poelang ka kampoeng belon kombali, hingga saja moesti bekerdja sendirian dengen tida ada jang bantoe."

— „Kaloe begitoe, sekarang kaoe beräda sendirian sadja di ini roemah ?"

— „Ja, berdoea sama papa. Tapi, enko Tjay, tjobalah bilang, ada oeroesan apatah jang moesti diberesin ?"

—„Ah, tida apa-apa, oeroesan oewang sedikit,"

35