Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/17

Halaman ini tervalidasi

18

POLA-POLA KEBUDAJAAN

manusia jang tak begitu tjotjok satu sama lain itu oléh évolusi dipertalikan dengan binatang, maka semangkin besar perbédaan jang bisa dibuktikan antara kita dan meréka dan lebih terang dan njata keistiméwaan serta keunggulan lembaga² kita. Peradaban kita dan lembaga² kita mémanglah istimewa; peradaban² dan lembaga² kita itu termasuk djenis jang chusus, lain watak dan sifatnja dengan peradaban dan lembaga² djenisbangsa² jang rendah, dan oléh karena itu harus dipertahankan mati²an. Sehingga sekarangpun kita - apakah jang demikian ini disebabkan oléh imperialisme atau prasangka djenisbangsa atau karena mem-banding²kan agama Kristen dengan perbégu - masih selalu dikuasai oléh rasa keistiméwaan, bukannja karena lembaga² manusia didunia ini pada umumnja, jang mémang tak ada jang menghiraukannja, akan tetapi karena keistiméwaan lembaga² kita sendiri dan karena hasil² jang kita tjapai sendiri, karena peradaban kita sendiri.

Oléh karena kedjadian² sedjarah jang bersifat kebetulan, peradaban Barat lebih luas tersebar dibandingkan dengan kelompokan setempat manapun djuga jang pernah diketahui sampai sekarang. Peradaban Barat telah mendesakkan ukuran²nja hampir diseluruh dunia, dan oléh karena itu kita mendjadi pertjaja akan keseragaman kelakuan manusia, padahal dalam keadaan lain pasti tak akan seperti demikian, Bahkan bangsa² jang sangat primitif kadang² djauh lebih sadar mengenai peranan adatkebiasaan dan gedjala² kebudajaan daripada kita. Meréka telah mempunjai pengalaman jang njata dengan berbagai bentuk kebudajaan. Meréka telah melihat, bagaimana agamanja, susunan ékonominja, datperkawinannja telah dikalahkan oléh agama, ékonomi dan adatperkawinan bangsa kulitputih. Meréka telah menjisihkan jang satu dan menerima jang lainnja, sering tanpa mengerti mengapa, akan tetapi meréka mengetahui betrar², bahwa ada berbagai tjara untuk mengatur hidup ini. Kadang² meréka itu menganggap sifat² utama si Kulitputih adalah semangat-saingannja dalam perdagangan atau tjaranja berperang, hal mana sangat mirip dengan anggapan ahli antropologi.

Si Kulitputih mendapat pengalaman² lain lagi. Memang barangkali ia belum pernah melihat orang dari kebudajaan lain, ketjuali jang sudah keras dipengaruhi oléh kebudajaan Eropah. Ia misalnja banjak bepergian, mungkin telah mengelilingi dunia dan menginap dalam hotél² besar. Ia mengetahui sedikit sekali tentang tjara hidup jang lain. ketjuali tjara hidupnja sendiri, Keseragaman adatkebiasaan jang dilihat disekelilingnja, tjukup memberi kejakinan kepadanja, sehingga ia tak mengetahui bahwa hal ini hanja kebetulan sedjarah se-mata², Ia menerima tanpa banjak komentar bahwa sifat manusia pada umumnja sesuai dengan ukuran² kebudajaannja sendiri.