Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/192

Halaman ini tervalidasi

VII
SIFAT-TABIAT MASJARAKAT


Ketika kebudajaan, Zuni, Dobu dan Kwakiutl tidaklah se-mata² merupakan kumpulan² perbuatan² dan kepertjajaan² jang berbédadjenis, heterogin. Masing² kebudajaan² itu mempunjai tudjuan² tertentu jang hendak ditjapai, dan jang hendak dilantjarkannja dengan lembaga²nja Kebudajaan itu saling berbéda, tidak sadja karena dalam kebudajaan jang satunja terdapat suatu tjiri jang tak ada didalam kebudajaan jang lainnja, akan tetapi djuga karena satu tjiri jang sama didua daérah jang berlainan, bentuknja berlainan pula. Akan tetapi terutama sekali perbedaan itu disebabkan karena kebudajaan itu masing² sebagai keseluruhan oriéntasinja menudju kearah jang ber-lain²an. Masing² melalui djalan lain untuk mentjapai tudjuan jang lain pula dan tjara² maupun tudjuan² dalam masjarakat jang satu tak bisa dinilai dengan ukuran² masjarakat jang lain, karena memang mereka itu tak bisa di perbandingkan.


Sudah barang tentu tidak semua kebudajaan menjusun be-ribu² bagian dari kelakuan² masjarakat dalam suatu keseluruhan jang seimbang dan berirama. Seperti haknja dengan individu² jang tertentu. struktur² masjarakat jang tertentu pun telah meletakkan aktivitėt²nja dibawah suatu motif jang menguasainja. Sedangkan pada suatu saat se-olah² meréka itu hendak mentjapai tudjuan² jang tertentu, kemudian meréka se-konjong² membélok kearah lain jang tak di-duga², jang nampaknja sama sekali bertentangan dengan apa jang telah terdjadi semula dan dengan demikian tak mampu untuk menentangkan aktivitét jang akan dilaksanakan.


Ketiadaan kesatuan dan integrasi ini rupa²nja adalah tjiri dari masjarakat jang satu, sedangkan kesatuan dan integrasi jang ketat adalah tjiri masjarakat jang lain. Tidak semuanja disebabkan oléh keadaan jang sama. Suku² seperti umpamanja penduduk pedalaman Kolumbia Inggeris telah mengambil tjiri² dari semua peradaban², jang menjekitarinja. Sikapnja terhadap kekajaan diambilnja dari daérah-kebudajaan jang tertentu, beberapa bagian dari adatistiadat keagamaannja dari daerah lain, sedangkan bagian² jang bertentangan lainnja dari kebudajaannja berasalkan dari daérah jang ketiga. Mythologinja merupakan suatu pertjampuradukkan tjerita² jang tak disesuaikan satu sama lain tentang pahlawan²-kebudajaan dari tiga mythologi jang ber-lain²an, jang bisa

Pola-pola — 13