Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/234

Halaman ini tervalidasi

236

POLA-POLA KEBUDAJAAN

individuil ini semangkin diperluas melebihi apa jang telah terdjadi dalam kebudajaan² jang telah kita kenal sampai sekarang ini.

Tendensi di Amerika sekarang bertjenderung kearah sebaliknja, sedemikian rupa, sehingga bagi kita tak mudah untuk mengira²kan perobahan² apa jang akan diakibatkan oleh sikap jang demikian itu.

„Middletown” adalah suatu tjontoh jang chas bagi ketjemasan² jang terdjadi di-kota² untuk agak berbeda sedikit sadja dari tetangga kita. Eksentresitet lebih ditakuti daripada parasitisme. Sampai² orang rela mengorbankan waktu dan istirahat asal sadja dalam keluarga tidak ada sesuatu jang sedikit sadja berbeda dengan orang² lain. Anak² disekolah mengalami tragedi² hebat sekali apabila mereka itu tak memakai kaus-kaki dari djenis jang tertentu, tidak beladjar dalam sekolah-tari jang tertentu atau tidak mengemudikan mobil dari merk jang tertentu. Motif jang berkuasa di Middletown ialah ketakutan untuk berbeda dari orang lain.

Dalam tiap² lembaga penjakit djiwa di Amerika, kita bisa melihat betapa besar korban² psychopathis jang diminta oleh tudjuan² dan motif sematjam itu. Dalam suatu masjarakat dimana motif sematjam ini hanja bersifat sekedar sadja diantara banjak motif² lainnja, maka gambaran psikiatrisnjapun akan lain sekali. Bagaimanapun djuga, tidak bisa di-ragu²kan, bahwa salah suatu obat jang mudjarab melawan beban jang berat berupa tragedi² psychopathis di Amerika dewasa ini ialah suatu program pendidikan pendapat umum, jang memadjukan toleransi dalam masjarakat dan memupuk sematjam kemerdekaan peribadi dan harga-diri, jang masih samasekali asing di Middletown dan tradisi² kota.

Sudah barang tentu, tidak semua psychopath² itu orang² jang bakat kodratinja bertentangan dengan peradabannja. Banjak diantara mereka termasuk golongan besar orang jang lemah, jang dalam pada mempunjai tjukup motif² jang kuat sehingga mereka tak mau menerima keadaannja. Dalam suatu masjarakat dimana nafsu dan hasrat akan kekuasaan mendarat penghargaan jang paling tinggi, maka sering kali mereka jang dinasibkan gagal, bukanlah orang² jang mempunjai orientasi jang lain sifatnja, akan tetapi orang² jang tidak tjukup mempunjai kapasitet². Kompleks-rendahdiri banjak menimbulkan kesedihan dan penderitaan dalam masjarakat kita. Untuk ini tidak diperlukan bahwa kurban² itu harus menderita penindasan dari nafsu² dan ketjenderungan² kodrati jang kuat : dalam hal mereka ini, persengketaan disebabkan oleh kenjataan bahwa mereka tak berhasil untuk mentjapai suatu tudjuan jang tertentu. Ini untuk sebagian djuga tergantung kepada kebudajaannja dalam arti, bahwa tudjuan² jang diketengahkan oleh tradisi kadang² bisa ditjapai oleh sedjumlah besar orang², sedangkan