Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

INTEGRASI KEBUDAJAAN

55

nja dengan ukuran² klasik, mustahil bisa memahami proses-kesenian jang terdjelma dalam senilukis Byzantin atau mozaik. Puntjak² kesenian jang satu tak bisa dinilai dengan ukuran² jang ada pada kesenian jang lain, karena tudjuan² jang hendak ditjapainja, berbeda sekali. Orang² Junanj dalam keseniannja mentjoba mendjelmakan rasa bahagia jang mengisi perbuatan?nja: mereka mentjoba mendjelmakan persewu-djudan vitalitétnja dengan dunia objektif. Kesenian Byzantin dalam pada itu mendjelmakan abstraksi, perasaan terpisah jang dari alam lahir mesra-mendalam, Apabila kita mentjoba memahami dua bentuk² kesenian ini, maka kita dengan harja memperbandingkan ketjakapan seninja, akan tetapi chususnja memperhatikan sifat dan tjorak jang berlainan dalam tudjuan² kesenjan itu. Kedua bentuk kesenian memanglah mewakili keseluruhan² jang berlawanan, akan tetapi ke-dua²nja sama² berintegrasi, dimana masing” mempunjai bentuk² dan ukuran² tersendiri, jang tak ada pada bentuk kesenian jang !ain.

Gestaltpsikologi banjak sekali djasanja ketika ia menundjukkan pentingnja keseluruhan sebagai titikbertolak, dan tidak daripada bagian²nja. Para ahli Gestaltpsikologi telah menundjukkan bahwa bahkan dalam tanggapan² inderia jang paling sederhanapun pengalaman keseluruhan tak bisa diterangkan dengan analisa tanggapan?bagian tersendiri² Tidaklah tjukup untuk membela tanggapan? dalam fragmen² objetif. Rangka pokok beserta bentuk² jang terdjelma karena penga- taman² jang lampau adalah terpenting dan tak dapat dibuang. Disamping mekanisme asosiasi sederhana, jang sudah dianggap tjukup oleh psikologi sesudah Locke, kita harus pula menjelidiki ,,tjiri² keseluruhan” dan ,,tendensi² keseluruhan”, Keseluruhan menentukan bagian²nja bukan sadja dalam-perhubungannja, akan tetapi djuga mengenai wataknja. Antara dua keseluruhan terdapat perbedaan djenis, dan keduanja hanja bisa dipahami apabila watak²nja jang berlainan itu diakui sebagai terpisah dari dan diatas pengetahuan tentang bagian²jang mungkin ada persamaannja. Penjelidikan para ahli-Gestaltpsikologi bergerak dilapangan, dimana pembuktian² setjara éksperimentil dalam laboratorium bisa dilaksanakan, akan tetapi akibat²nja djauh mengatasi pembuktian² se-mata² jang dilakukan dalam penjelidikannja.

Dalam ilmupengetahuan² sosial dahulu Wilhelm Dilthey, menegaskan akan pentingnja integrasi dan struktur keseluruhan, Perhatian chusus ditudjukan kearah filsafat² jang luhur dan tafsiran² hidup. Chusus dalam ,,Die Typen der Weltenschauung”, ia menganalisa bagian² daripada sedjarah pemikiran untuk menundjukkan betapa nisbinja sistim² filsafat ini. Ia melihatnja sebagai bentuk² pendjelmaan ketjorak- ragaman hidup, perasaan² Lebenstimungen, sikap² jang berintegrasi jang penggolongan terpentingnja tak dapat dihilangkan dan diganti satu