Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/67

Halaman ini tervalidasi

68

POLA-POLA KEBUDAJAAN

Semua anak²ku jang turun-tangga,
Semua jang kupegang,
Semoga djangan terlepas dari genggamanku,
Setelah menempuh djalan dekat.
Bahkan tiap² kumbang,
Bahkan tiap² kumbang jang ketjil dan kotor
Biarlah merka tetap dalam genggaman tanganku,
Djangan ada satu jang terlepas dari genggamanku.
Semoga semua perdjalanan sekalian anak²ku berhasil;
Semoga pandjang umurnja ;
Semoga semua djalannja sampai di Danau Fadjar ;
Supaja pikiran²mu tertudju kesini
Maka hari²mu dibuat.

Kepala padri²-tinggi, ber-sama² dengan padri-agung kebaktian matahari dan kedua padri kebaktian-perang, merupakan dewam pemerintah, Dewan Zuni. Masjarakat Zuni sifatnja tokrasi seluruhnja. Karena padri² itu orang² keramat, meréka tak boléh merasa djéngkél atau tak-senang selama mendjalankan tugasnja, maka kepada meréka tak pernah diadjukan sesuatu jang tak bisa disetudjuinja dengan aklamasi. Meréka melantik dan meresmikan kedjadian²-keupatjaraan dari penanggalan-Zuni, meréka mengadakan pengangkatan²-rituil, meréka berlaku sebagai hakim djika ada penjihiran. Menurut paham kita tentang badan-pemerintahan, meréka kurang mempunjai jurisdiksi dan kekuasaan.

padri² mémanglah menduduki taraf kekeramatan tertinggi, akan tetapi Kultus inilah jang menduduki tempat terpenting dalam hati orang² Zuni, dan sekarangpun masih tetap meriah-segar.

Ada dua matjam Déwa Bertopéng : Déwa Bertopéng jang sebenarnja, kachina, dan padri² kachina. Padri²-kachina ini mengepalai dunia adikodrati dan digambarkan dengan topéng² oléh penari²-Zuni. Menurut pendapat orang² Zuni kekeramatannja memerlukan, bahwa kultusnja bersifat lain dari déwa-menari jang sebenarnja. Déwa-menari adalah mahluk² adikodrati jang berbahagia dan suka berkawan, jang hidup djauh digurun sunji disebelah Selatan darah Zuni didasar suatu telaga. Disana pekerdjaannja se-mata² menari. Namun paling suka meréka mengundjungi orang² Zuni untuk menari disana. Melakonkan meréka berarti, bahwa sipelaku berbuat apa jang mereka paling sukai Selama ia mengenakan topéng déwa, iapun mendjadi déwa itu sendiri Ia tak bisa lagi ber-tjakap² seperti manusia, bisanja tjuma berteriak seperti Déwa jang bersangkutan. Ia dalam keadaan tabu dan harus menunaikan kewadjiban² jang diakibatkan oléh kekeramatannja. Ia tak