Halaman:Pola-Pola Kebudajaan.pdf/77

Halaman ini tervalidasi

78

POLA-POLA KEBUDAJAAN

bangsa Junani. Apabila saja dalam membitjarakan struktur2 peradaban2 Amérika aseli, memindjam istilah2 kebudajaan Junani, maka itu tak berarti bahwa saja hendak mengadakan perbandingan antara peradaban2 ini dengan peradaban2 di Junani. Saja mempergunakannja semata2 karena ini merupakan kategori2, jang memperdjelas tjiri2 terpenting jang memperbédakan kebudajaan Pueblo dari peradaban2 bangsa Indian-Amérika jang lainnja, dan tidak karena semua sikap2 jang ada di Junani djuga ada di Amérika asli.

Lembaga2 Appolonia pada bangsa Pueblo lebih terus lagi pengolahannja daripada di Junani. Dan lagi, méntalitét Junani tak begitu bersifat satusegi seperti méntalitét Pueblo. Junani tidak begitu mengoleh rasa-tjuriga terhadap individualisme sebagai akibat daripada sikap-hidup Appolonia seperti Pueblo, karena di Junani tenaga2 jang salang bertentangan menghambat perkembangan ini. Sebaliknja ideal2 dan lembaga2 dalam hal ini dikalangan bangsa Zuni sifatnja sangat ketat. Peta jang terkenal djalan tengah jang sempurna, adalah bagi orang2 Appolonia merupakan pengertian2, jang didjelmakan dalam tradisi rakjat. Selalu mendjalani djalan tengah ini mengikatkan diri kepada masa lampau, kepada tradisi. Karena itu pengaruh2, jang mungkin akan bisa mendjadi tenaga pelawan tradisi, dianggap tidak senonoh dan diperketjil dalam lembaga2nja. Salah suatu pengaruh sematjam itu jang terpenting ialah individualisme. Individualisme ini menurut pendapat filsafat Appolonia di Baratdaja sifatnja merusak seandaipun ia memperhalus dan memperluas dasar tradisi. Ini tak berarti saja hendak mengatakan, bahwa orang2 Pueblo mentjegah individualisme. Tiada kebudajaan jang bisa mendjaga dirinja dari penambahan2 dan perobahan2. Akan tetapi prosés individualisme tidak populér dan di-tutup2i; lembaga jang memberi kebébasan kepada individu untuk berbuat semaunja, dilarang.

Tak memahami sikap-hidup bangsa Pueblo tanpa beberapa pengetahuan tentang kebudajaan jang telah dilepaskannja: kebudajaan Amérika Utara lainnja. Dari kekuatan kontrasnja kita bisa menjimpulkan, betapa kuatnja rangsangan2 dan hambatan2 berlawanan, jang membuat bangsa Pueblo melepaskan tjiri2 pribumi2 Amérika jang chas. Sebab dilihat keseluruhannja, orang2 Indian Amérika, termasuk Méksiko, adalah orang2 Dionysia jang bernafsu. Meréka menghargai pengalaman2 jang hébat-dahsjat dan tjara2 lainnja jang memungkinkan manusia melampaui routine indera biasa.

Bangsa Indian di Amérika Utara, diluar Pueblo sama sekali tidak mempunjai kebudajaan jang serupa. Meréka bahkan merupakan kontras2 jang hébat dihampir semua lapangan. Suatu pembagian jang memudahkan menghasilkan pembagian dalam delapan daérah2-kebu-