Halaman:Politik luar negeri.pdf/18

Halaman ini tervalidasi

10

dunia kedua menimpa pula tanah airnja. Setelah kekuasaan pendjadjahan Belanda di Indonesia patah pada 9 Maret '42, datanglah masa pendjadjahan tentara Djepang jang berlangsung tiga setengah tahun lamanja. Penderitaan lahir-bathin sebagai akibat pendudukan tentara asing ini , ditambah pula dengan kerusakan2 benda, jang ditimbulkan oleh serangan2 tentara sekutu atas beberapa tempat di Indonesia,dimana ada pemusatan-pemusatan tentara Djepang, seperti Makassar, Menado, Ambon. Balikpapan, Palembang, dsb. Masa jang penuh dengan penderitaan ini kemudian disusul oleh masa revolusi kita sendiri merebut dan mempertahankan kemerdekaan kita sedjak 17 Agustus 1945. Masa perdjuangan menentang kembalinja pendjadjahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan kita itu, sudah tentu membawa lagi pengorbanan harta benda dan djiwa jang tak ternilai harganja.

Kesemuanja ini masih meninggalkan bekas2-nja didalam kehidupan lahir dan bathin bangsa Indonesia, jang hanja dengan lambat-laun dapat dipulihkan dengan pekerdjaan pembangunan raksasa didalam negeri kita. Dengan mewaris hutang bekas Hindia-Belanda jang berdjuta-djuta , dengan kerusakan benda jang berdjuta-djuta pula harganja sebagai akibat perang dunia kedua dan pendudukan tentara Djepang serta kemudian revolusi kemerdekaan kita sendiri , muntjullah pada tg. 27 Desember '49 Indonesia sebagai negara baru ditengah-tengah dunia jang penuh dengan pertentangan seperti dilukiskan dimuka.

Negara kita, jang masih harus menjusun kekuatannja kedalam itu , dengan sekaligus sudah harus berdiri ditengah-tengah taufan pertentangan jang menggelombang disekitarnja. Kita semua mengerti bagaimana sulitnja mengemudikan bahtera negara dengan keadaan jang demikian itu .Dalam mengemudikan negara ini , pimpinan negara menghadapi dua hal jang satu sama lain erat bertalian . Disatu fihak kita harus segera mulai menjusun kekuatan kedalam untuk