Halaman:Politik luar negeri.pdf/20

Halaman ini tervalidasi

12


Sebab, mau tidak mau, bila tubrukan itu sungguh terdjadi, gelombang-taufan sebagai akibat tubrukan itu toch akan menimpa, atau sedikitnja menggontjangkan kapal2 lain disekitarnja, dan anak buahnja paling sedikit mabuk laut semua. Itulah gambaran sederhana untuk mendjawab pertanjaan tersebut diatas. Tidak dengan tinggal diam sadja, tetapi dengan aktip bergerak melalui djalannja sendiri kita turut berusaha memelihara keselamatan semuanja. Dan, dengan mengabdi kepada usaha memelihara keselamatan umum, keselamatan sendiri pun akan turut terpelihara.

Demikian itulah gambaran singkat dari politik luar negeri kita, jang dinamakan politik bebas atau dengan perkataan-perkataan asing „independent policy" atau „zelf standigheidspolitiek" dalam menghadapi soal-soal luar negeri. Politik netral, sebagaimana dapat digambarkan dengan kapal jang diam sadja ditempatnja antara dua kapal raksasa jang hendak tubrukan tersebut diatas, mempunjai persamaan dengan politik bebas dalam arti bahwa kedua-duanja tidak mau turut memihak kepada salah satu dari kedua „blok" jang bertentangan itu. Akan tetapi, djikalau dengan politik netral itu, dus kita harus diam sadja, dus harus mengasingkan diri, dus harus sembunji seperti sembunjinja se-ekor bulus, dengan tidak sadar, bahwa kalau ada bentrokan toch akan tertimpa djuga akibatnja, maka politik bebas mengandung sifat2 dinamis, sifat aktip, sifat bergerak melalui djalannja sendiri, turut berusaha sedapat-dapatnja menghindarkan timbulnja bentrokan, dengan tidak memihak salah satu „blok". Politik bebas membuka kemungkinan bergerak diantara negara-negara dan mengambil guna sebaik-baiknja untuk kepentingan nasional. Dengan aktip membantu terpeliharanja perdamaian dunia dengan tjara-tjara jang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dengan mengabdikan diri kepada kepentingan umum itu, kepentingan negara sendiri pun akan terselenggara pula.