Halaman:Revolusi dan Masalah Kebudajaan.pdf/17

Halaman ini tervalidasi

Kami adalah orang-orang revolusioner. atau demikianlah anggapan kami tentang diri kami. Siapa sadja jang lebih herdj wa seniman dari pada berdjiwa revolusioner tidak akan dapat berpikir sama seperti kami. Kami berdjuang untuk rakjat tanpa pertentangan batin dalam dir, kami tahu bahwa kami dapat mentjapai apa jang telah kami mulai untuk melakukannja. Tudjuan kami jang paling pokok adalah rakjat. Kami harus memikirkan rakjat lebih dulu sebelum kami memikirkan diri sendiri, dan hanja itulah sikap satu-satunja jang bisa dianggap sebagai satu sikap revolusioner jang sedjati. Dan bagi orang-orang jang tidak dapat atau tidak memiliki sikap sematjam itu, akan tetapi djudjur. maka Umbullah persoalan ini dan djustru karena Revolusi menimbulkan persoalan bagi mereka, maka mereka menimbulkan persoalan jang harus diperhatikan oleh Revolusi.

Segalanja telah djelas bahwa ada banjak sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman jang bukan orang-orang revolusioner, akan tetapi sekal.pun begitu mereka adalah sastrawan-sastrawan dan seniman-seniman jang djudjur: bahwa mereka ingin membantu Revolusi, dan bahwa Revolusi menaruh perhatian kepada bantuan mereka; dan bahwa mereka ingin bekerdja untuk Revolusi dan bahwa Revolusi merasa sangat tertarik terhadap sumbangan pengetahuan dan kegiatan-kegiatan mereka untuk kepentingannja.

Kawan-kawan akan hisa lebih mudah menilai pendapat saja apabila kita membahas scal-soal jang chusus dan diantara soal-soal jang chusus itu banjak terdapat soal soal jang tidak bisa dibahas dengan mudah. Dalam pertemuan ini telah berbitjara seorang sastrawan Katolik. Dia telah mengemukakan masalah-masalah jang mentjenaskan hatinja dan dia telah bitjara dengan dje-

16