Halaman:Rimba-Rimba.pdf/132

Halaman ini tervalidasi

“Saya sudah buktikan secara nyata. Sebenarnya saya sudah curiga namun belum ada bukti. Sekarang sudah ada bukti yang nyata. Saya sendiri melihat sebuah dokumen yang sangat rahasia yang disimpan dalam tasnya. Dokumen itu berisi nama-nama ulama yang masuk dalam “rantai”. Dari kota sampai ke desa-desa, ada pada mereka. Sekarang ini pasukan kita sudah mengejar pasukan Beni. Tangkap atau tembak ditempat.”

“Lalu kira-kira apa tujuannya sekarang?”

“Menurut informasi, setelah mereka menemukan senjata itu kemudian ke Sungai Abu untuk melaksanakan misinya. Senjata itu penting bagi mereka sebagai daya tawar dengan pasukan pusat. Mereka serahkan senjata ke tetara pusat dan posisi mereka aman.”

“Apa yang bisa kita kerjakan sekarang?”

“Saya mendengar iaporan juga, sewaktu penyergapan di Aie Dingin itu salah seorang pasukan Harunau Campo menggunakan pistol. Kalian tahu dari mana mereka dapatkan?”

“Bisa jadi dari pasukan musuh?”

“Bukan,”

“Lalu?”

“Saya curiga dari senjata yang hilang itu.”

“Tidak mungkin.”

“Ya, sekarang tiangnya ada ada Harimau ampo. Kita temukan harimau Campo dan bersama-sama kita menuju Sungat Abu.”

“Baik.”

Kemudian Mangkuto, Malik, Mansur, dan beberapa pasukan lain menghilang di balik kerimbunan hutan. Tidak tahu kemana mereka pergi.