Halaman:Rimba-Rimba.pdf/193

Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

12-28 juli kesatuan-kesatuan di Sumbar juga kembali ke ibu pertiwi jumlahnya mencapai 2.860 orang.

Resepsi kembalinya Ahmad Husein di Solok 24 Juni 1961 dilakukan secara istimewa dihadiri Deputi Wilayah KASAD Mayjen TNI Suprapto yang datang dari Medan.

17 Agustus 1961 Presiden Sukarno mengumumkan amnesti yang belaku basi seluruh pemberontak yang kembali ke pangkuan ibu pertiwi sebelum 5 Oktober 1961.

Syafruddin Prawirancgara, Boerhanuddin Harapahap, Zulkiflt Lubis menyerah secara berturut-turut menjelang akhir Agustus. Kemudian Mohammad Natsir dan Dhalan Djambek pada 5 September 1961.

Perang sudah berakhir. Dua saudara yang sedang berkecamuk sudah menyadari kekilafan masing-masing. Pentolan-pentolan PRRI sudah menyadari mereka beranjak terlalu jauh. Gerakan yang semula hanya untuk koreksi terhadap pemerintah pusat sudah mengarah pada pembinasaan umat.

Penduduk yang semula mengungsi ke hutan-hutan belantara sudah kembali ke kampungnya masing-masing. Mereka mendapati kampung yang hancur akibat perang. Satu per satu puing-puing rumah yang sudah rata dengan tanah dibersihkan dan kembali dibangun.

Pasukan PRRI yang di rimba-rimba pun sudah kembali ke pangkuan tbu pertiwi. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Yang menang jadi abu, yang kalah jadi arang.

*