Halaman:Sarinah.pdf/15

Halaman ini telah diuji baca

begitu terikat yang satu kepada yang lain, sehingga yang satu tak dapat mendahului selangkah-pun kepada yang lain, tak dapat maju setapakpun dengan tidak membawa juga kepada yang lain. Olive Schreiner adalah benar: Memang begitulah keadaan manusia! Bukan saja laki dan perempuan tak dapat terpisah satu daripada yang lain, tetapi juga tiada masyarakat manusia satupun dapat berkemajuan, kalau laki-perempuan yang satu tidak membawa yang lain. Karenanya, janganlah masyarakat laki-laki mengira, bahwa ia dapat maju dan subur, kalau tidak dibarengi oleh kemajuan masyarakat perempuan pula.

Janganlah laki-laki mengira, bahwa bisa ditanam sesuatu kultur yang sewajar-wajarnja kultur, kalau perempuan dihinakan di dalam kultur itu. Setengah ahli tarikh menetapkan, bahwa kultur Yunani jatuh, karena perempuan dihinakan di dalam kultur Yunani itu. Nazi Jerman jatuh, oleh karena di Nazi Jerman perempuan dianggap hanya baik buat Kirche-Kiiche-Kleider-Kinder. Dan semenjak kultur masyarakat Islam (bukan agama Islam!) kurang menempatkan kaum perempuan pula ditempatnya yang seharusnya, maka matahari kultur Islam terbenam, sedikit-sedikitnya suram!

Sesungguhnya benarlah perkataan Charles Fourrier kalau ia mengatakan, bahwa tinggi rendahnya tingkat kemajuan sesuatu masyarakat, adalah ditetapkan oleh tinggi rendahnya tingkat kedudukan perempuan di dalam masyarakat itu. Atau, benarlah pula perkataan Baba O’illah, yang menulis, bahwa “laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung”. Jika dua sayap itu sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai puncak udara yang setinggi-tingginya; jika patah satu daripada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.

Perkataan Baba O’illah ini sudah sering kali kita baca.

Tetapi walaupun perkataannya itu hampir basi, kebenarannya akan tinggal ada, buat selama-lamanya.


Jadi: laki-laki dan perempuan menetapkan sifat hakekat masing-masing. Tali hidup yang ditamsilkan oleh Olive

15

15