Halaman:Sarinah.pdf/28

Halaman ini telah diuji baca

musti menanggung sengsara seperti perempuan ini, maka barangkali segala apa diributkan untuk menolongnya!", begitulah kata Profesor Herff. Di Eropa, jumlah-jumlah itu sekian besarnya! Betapa pula di kampung-kampung dan di dusun-dusun kita, di mana dokter belum dikenal orang! Betapa pula keadaan di kalangan Sarinah! Maka benar sekali konklusi August Hebel, kalau ia mengatakan, bahwa di dalam sejarah manusia ini, kalau dijumlahkan, lebih banyak perempuan melepaskan jiwanya di atas padang kehormatan melahirkan bayi, dari pada laki-laki melepaskan jiwanya di atas padang kehormatan peperangan.

Orang laki-laki! Ia selalu menghina saja kepada kaum perempuan. Ia mentertawakan perempuan yang hamil, ia meremehkan arti melahirkan bayi, ia tak ingat bahwa ia sendiri adalah hasil dari kesengsaraan dan kepedihan ibunya yang bertahun-tahun. "Bagi dia, bagi laki-laki";- begitulah Edward Carpenter, seorang pembela perempuan di negeri Inggeris, berkata – "bagi laki-laki maka persetubuhan itu adalah satu peringanan dan satu kenikmatan. Ia kemudian pergi, dan tidak ingat lagi akan perbuatannya itu. Tetapi buat perempuan fi’il ini adalah satu hal yang paling mulia dan paling berarti di dalam hidupnya, laksana satu perintah yang maha rahasia dan maha penting. Bagi perempuan, fi’il ini adalah satu perbuatan yang banyak akibat-akibatnya, satu perbuatan yang ia tak dapat hapuskan lagi atau lupakan lagi, – satu perbuatan yang ia terpaksa selesaikan dulu dengan segala akibat-akibatnya, sebelum ia bisa merdeka lagi ... Hanya sedikit kaum laki-laki, barangkali tidak ada seorangpun, yang insyaf akan dalamnya dan sucinya rasa-ibu di dalam kalbu seorang perempuan, tidak seorangpun yang ikut merasakan kebahagiaannya dan harapan-harapannya, atau keluh-kesahnya dan ketakutannya yang maha pedih. Bebannya kehamilan, kekhawatirannya pada waktu melihat, bahwa apa yang dikandungnya itu selalu berobah sifat; ketakutannya, kalau-kalau apa yang dikandungnya itu tidak selamat seperti yang diharap-harapkannya, keridlaannya buat kalau perlu menebus dengan jiwanya sendiri, asal saja si bayi itu bisa lahir dengan selamat, semua adalah hal-hal yang orang laki-laki tak dapat mengira-ngirakan atau meraba-rabakan. Kemudian, kemudian daripada itu, pengorbanan

28