Halaman:Sejarah Kota Banjarmasin.pdf/108

Halaman ini telah diuji baca

98

alasan untuk mencari sesuap nasi. Oleh sebab itu dia minta dilepaskan disertai dengan janji bahwa mereka tidak akan melakukan pelacuran lagi. Tapi para petugas tidak menghiraukan, karena janji tersebut tidak dapat dipercaya.

Di lain fihak petugas-petugas Departemen Sosial yang bertugas di panti rehabilitasi wanita tuna susila sering juga mengalami hambatan-hambatan, yakni wanita-wanita tuna susila yang sedang direhabilitasi di panti ada saja yang dapat melarikan diri, kemudian kembali menjalankan praktek pelacuran liar.

Padahal di panti rehabilitasi wanita-wanita tuna susila diberi pendidikan, seperti pendidikan agana, dan bahkan diberi bermacam-macam keterampilan wanita, yang diharapkan dapat menjadi bekalnya kembali dalam masyarakat dan kembali menjadi wanita baik-baik. Sehingga sebagian dari wanita-wanita tuna susila yang telah direhabilitasi itu dapat benar-benar sadar dan insaf. Dan ternyata memang ada sebagian yang dapat sadar dan insaf kembali ke dalam masyarakat menjadi wanita baik-baik, dan tidak melakukan pelacuran liar lagi. Mereka dapat mandiri dengan modal keterampilan yang diperoleh di panti rehabilitasi wanita tuna susila tersebut.

5.5.4 Pelacuran Pemukiman

Pada tahun 1960-1970, bahwa lokasi perumahan yang mula-mula adalah di Tiung. Tiung adalah pekuburan Cina yang terdapat di jalan Jati. Di sekitar tempat pekuburan ini terdapat dua gang yaitu: gang Sepakat dan gang Sempurna Di gang-gang inilah dibangun perumahan-perumahan yang berjumlah tidak kurang dari 200 buah. Lokasi ini bukan tempat pelacuran yang terlokalisasi secara resmi melainkan pelacuran gelap yang berada di rumah-rumah dan lama kelamaan tempat ini menjadi ramai sehingga menarik bagi laki-laki iseng yang sering pelesir di sana dan juga menarik juga bagi wanita-wanita yang datang dari daerah maupun dari sekitar Banjarmasin sendiri untuk mencebur ke lembah ini sebagai wanita penghibur.