117
seperti biasanya, tetapi untuk barang luar negeri keadaannya
sangat menurun mengingat harga karet di luar negeri menurun
seperti yang terjadi pada tahun 1967. Karena itu untuk mencapai proyek ekspor diperlukan penyesuaian harga yang layak, dan hal ini diusulkan agar harga fob ditentukan oleh Menteri Perdagangan dengan wewenang sepenuhnya. Karena ternyata di wilayah Kalimantan juga mempunyai potensi produksi seperti tenunan rakyat, anyaman purun, anyaman rotan halus,
batu permata dan lain-lain yang dapat diekspor, yang juga dapat menghasilkan devisa termasuk ADO (Alokasi Devisa Otomatis), yang dapat meningkatkan kualitas ekspor, maka ditingkatkanlah mutu barang yang akan diekspor ke luar negeri.
Untuk melancarkan penyaluran, selain ke luar negeri juga barang-barang kebutuhan rakyat yang berada di daerah Kalimantan Selatan disalurkan ke daerah-daerah lain yang membutuhkannya. Kalimantan adalah wilayah yang juga menghasilkan bahan baku yang dibutuhkan oleh penggergajian dan pengusaha kecil di lain kepulauan seperti Jawa, Bali dan sebagainya, karena daerah Kalimantan dapat membantu suplai bahan baku tersebut ke wilayah dan daerah lain yang membutuhkannya. Di mana perlu dilakukan tukar-menukar (domestik barter) dengan barang ternak dan lain-lain yang diperlukan oleh wilayah Kalimantan seperti tekstil, tengkawang dan sebagainya.
Tahun 1969, hubungan daerah perdagangan yang terpenting adalah perdagangan antar pulau terutama dengan Surabaya sangat mudah, aman dan lancar. Kalau dilihat dari jumlah perdagangan antar pulau yang melalui pelabuhan Banjarmasin dalam tahun ini cukup meningkat dari tahun sebelumnya. Dapat kita ketahui bongkar berjumlah 101.480 (ton), dan muat (ton) berjumlah 51.751. Jadi hal ini sangat berperan bagi tenaga kerja di peJabuhan. Selain itu perdagangan lokal yaitu perdagangan antara kabupaten, kecamatan, dan desa-desa di daerah Kalimantan Selatan dan sekitarnya dirasakan sangat penting.