136
oleh para pencari kerja tanpa membutuhkan pendidikan/keahlian/ketrampilan tertentu. Asal ada kemauan dan sedikit modal maka jadilah pedagang kaki lima³ ³).
Para pedagang kaki lima itu sebelum menjadi pedagang juga para pencari kerja yang datang dan daerah-daerah kabupaten. Namun karena tidak cukup kesempatan dan lapangan kerja seperti yang mereka dambakan semula, di lain pihak keahlian dan keterampilan yang mereka miliki juga minin, maka untuk menambatkan hidup sehari-hari jadilah pedagang kaki lima, yang cukup dengan modal yang kecil saja. Mereka tidak perduli/memperhatikan lingkungan di mana mereka berjualan, asalkan bisa memperoleh keuntungan yang dapat menghidupi diri sendiri maupun keluarga mereka. Bila kita pandang dari sudut ekonomi sebenarya pedagang kaki lima membantu sektor formal. Seperti kebutuhan primer dapat mudah ditemukan pada pedagang kaki lima. Dapat dikatakan pedagang kaki lima merupakan ujung tombak dalam mata rantai pemasaran barang yang diproduksi oleh sektor formal³ ⁴).
Biasanya mereka ini menjual berbagai makanan kecil.serta menjual rokok, yang dapat mudah diperoleh dalam waktu yang singkat. Pedagang kaki lima juga timbul di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang yang secara rutin pada setiap harinya, misalnya di muka toko-toko di wilayah Kotamadya Banjarmasin ini. Biasanya mereka menjual barang-barang yang di dalam toko tidak disediakan, dan walaupun disediakan, mereka menjual lebih murah dari harga toko.
Keadaan pedagang kaki lima di sepanjang jalan Antasari sebelum tahun 1979 tentu berbeda dengan sekarang. Mulai dari simpang empat jalan Kolonel Sugiono sampai jembatan Antasari, dahulu belum berpagar. Belum ada jembatan penyeberangan yang terlihat seperti sekarang ini.