156
Selain sedan, juga dipakai oplet, biasanya dari Banjarmasin ke Gambut atau sebaliknya. Daya tampung oplet biasanya l0 orang atau lebih di samping juga dimuati barang. Bentuk oplet ini rodanya seperti gerobak dan tempat tampung di perbesar dengan ditambah bentuk dari kayu papan. Oplet ini ramai dipakai setelah para petani selesai menuai padi di sawah, terutama daerah pertanian Gambut.
Untuk angkutan barang dipakai trak dengan nama Pargo, Pargogi, Pargoha (dalam bahasa Banjar), bus bola dunia, seprolet pesek. Mulai dipakai sekitar tahun 40-an. Lainnya juga port dan doust keluaran tahun 1948-1950-an ke atas, sedang jenis Pord ini masih dipakai sampai sekarang. Jenis doust tahun 45, dan 46 ini masih ada sampai sekarang terletak di Hotel Maramin10).
Alat angkutan dalam kota kebanyakan memakai perahu dayung dan kapal sebagai sarana lalu lintas air, baik untuk barang maupun orang. Dengan demikian keadaan perekonomian kota Banjarmasin juga dapat berjalan dengan baik, hanya laju gerak perekonomian yang lamban, sehingga perhubungan dengan luar daerah turut pula lamban. Apalagi taraf hidup rakyat yang masih di bawah cukup, sebagai akibat dari pemerasan kaum penjajah.
Kegiatan angkutan yang menggunakan alat-alat bertenaga mesin ini mempunyai arah di antaranya jurusan:
- Banjarmasin - Pal Tujuh
- Banjarmasin - Gambut
- Banjarmasin - Martapura
- Banjarmasin - Amuntai, batas terjauh yang ditempuh saat itu daerah Plehari.
Sedang untuk pergi ke daerah yang lebih jauh seperti Marabahan, Nagara, Kotabaru dan lain-lain menggunakan kapal sungai.