Halaman:Seni Patung Batak dan Nias.pdf/173

Halaman ini tervalidasi

Pada bagian dadanya diukir gambar seorang manusia dalam bentuk relief timbul sebagai penjelmaan kembali nenek moyang yang dianggap pemberi keberkatan sesuai kepercayaan masyarakat Nias pada zamannya.
Pada bagian lain, kita melihat motif hiasan buaya (nio buaya) diukir dalam bentuk plastis relief dengan fungsi yang sama seperti di atas yakni tiang penopang balok. Hiasan ini disebut dalam bahasa Nias buaya anaa artinya buaya mas. Motif buaya digambarkan dalam dua jenis yang berbeda:

  1. Motif buaya yang lidahnya bercabang dua, dan
  2. Motif buaya yang ekornya bercabang dua.

Kedua motif hiasan itu mengandung makna yang berbeda pula. Motif hiasan buaya yang lidahnya bercabang dua ditamsilkan lewat puisi Nias seperti tersebut di bawah ini:
Sigelu zohuna-huna boroa zi dua razi lela.
Sarani faewere-were, dua ni faza wozawa.

artinya:

Ternggiling itulah yang bersisik, buayalah yang berlidah dua. Satu yang diminyaki-minyaki yang lain digantung-gantung­kan.

Ditilik dari arti tersebut di atas memang sukar untuk dicerna­kan begitu saja, namun demikian dapat juga diartikan jika kita me­ngaitkan dengan makna motif hiasan buaya yang ekornya bercabang dua yakni sebagai berikut:

  1. melambangkan raja (pengetua adat) yang mempunyai sifat­ sifat sosial yang tinggi, dan
  2. melambangkan sifat-sifat keadilan raja _dalam memutuskan se­suatu perkara bagi siapa saja yang melanggar hukum (hukum adat) yang sudah diputuskan bersama oleh beberapa pengetua adat.

164